Kompas.com - An apple a day keeps the doctor away! Ya, kalau apelnya bebas zat kimia. Nyatanya, apel termasuk makanan yang mengandung residu pestisida tinggi, di samping anggur, pir, ceri, paprika, dan seledri. Begitu menurut suatu studi di AS. Solusi yang ditawarkan kemudian, memilih produk organik.
Berbelanja dan mengonsumsi buah, sayuran, serta daging organik juga sudah menjadi salah satu gaya hidup sehat banyak warga kota seperti Jakarta. Memang ngeri jika mengonsumsi makanan mengandung sisa pestisida, yang menurut US CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dalam jangka panjang racun kimia itu akan menumpuk di liver. Akibatnya akan mengacau sistem imun dan membuat seseorang cepat lelah, sakit kepala, iritasi kulit, mual, muntah, gangguan pernapasan, bahkan terjadi gangguan fungsi organ tubuh.
Produk berlabel organik, entah 70 atau 100 persen organik, tentu lebih mahal daripada produk biasa. Untuk lebih hemat biaya sebetulnya masih banyak produk yang relatif mengandung sedikit residu pestisida sehingga tak harus memilih yang organik.
Selain itu, produk ini juga mengandung zat gizi yang bisa diandalkan. Misalnya saja'
- Mangga
Mumpung lagi musim mangga, bisa makan setiap hari. Semangkuk kecil mangga mengandung vitamin C hampir 100 persen dari kebutuhan tubuh, sepertiga kebutuhan vitamin A, potasium, dan serat.
- Ubi jalar
Umbi ini kaya karoten, vitamin C, potasium, dan serat. Ubi jalar kukus juga sudah enak dijadikan camilan sehat.
- Semangka
Selain vitamin A, C, dan potasium, semangka kaya akan likopen yang merupakan antioksidan kuat untuk melawan kanker, terutama prostat.
- Brokoli dan kubis
Mengandungan vitamin C, karoten, vitamin K, dan asam folat. Makanan lain yang lumayan rendah kadar pestisidanya dan layak jadi makanan harian di antaranya jagung manis, bawang, nanas, alpukat, kacang polong, asparagus, terong, melon, kiwi, dan jamur. Mencuci bersih bahan makanan sebelum mengolahnya bisa menjadi cara untuk meminimalisasi kontaminasi penyebab penyakit.