KOMPAS.com - Idealnya, kesepakatan mengenai pengelolaan keuangan bersama suami dan istri sudah harus ada sejak awal pernikahan, termasuk biaya kehamilan dan persalinan. Dana sebelum hamil dimaksudkan untuk biaya pemeriksaan kesehatan. Bagi pasangan dengan usia pernikahan di bawah satu tahun dan belum hamil masih dianggap wajar. Namun, bila sudah menikah di atas setahun tapi belum kunjung hamil, maka harus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan, penyakit yang menghalangi akibat gaya hidup, dan sebagainya.
Selama kondisinya normal, tentu tak memerlukan pemeriksaan lanjutan. Akan tetapi, jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya masalah, tentu memerlukan pemeriksaan tambahan dan dana ekstra. Dengan adanya persiapan dana sebelum, jika setelah setahun menikah belum juga hamil, Anda dan pasangan dapat segera melakukan pemeriksaan kesehatan dengan dana yang sudah ditabung sejak awal tersebut.
Selain membagi-bagi pendapatan bulanan sesuai pos masing-masing: tabungan 10-30 persen, cicilan utang maksimal 30 persen, kebutuhan rutin dan lifestyle 20 persen, pasangan menikah juga perlu memangkas sejumlah kebiasaan untuk bisa mengumpulkan dana persiapan kehamilan. Dana-dana ini bisa dikumpulkan, dan disimpan dalam bentuk deposito atau reksa dana pasar uang yang lebih aman dan minim risiko. Adanya kesiapan dana ini membuat calon orangtua merasa lebih tenang.
Dana kehamilan
Untuk dana kehamilan, ada beberapa pos yang mesti dipersiapkan.
* Kesehatan ibu.
Disarankan calon ibu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan untuk memastikan keselamatan janin dan ibu.
* Pakaian ibu hamil.
Kebutuhan pakaian ibu hamil memakan biaya tinggi. Apalagi bagi bumil bekerja yang tetap perlu menjaga penampilan. Jika bisa menghemat, dengan bertukar pakaian dengan keluarga yang juga sedang hamil akan sangat membantu. Namun jika harus membelinya sendiri, ada kiatnya.
Siapkan beberapa baju standar yang bisa digunakan di berbagai kesemptan. Contoh, celana jins berkaret atau celana hitam yang bisa digunakan hingga usia kehamilan sembilan bulan. Pilih juga beberapa baju atasan untuk dikenakan bergantian, padu padan dengan bawahan. Siapkan juga 1-2 atasan untuk ke pesta. Dengan begitu Anda tak perlu membeli banyak pakaian.
Begitu pun dengan sepatu/sandal, ada saatnya harus membeli baru ketika ukuran kaki bertambah besar. Namun kondisi ini berbeda-beda pada setiap bumil.
Yang penting pastikan jika ingin membeli pakaian hamil, ada dana khusus yang dialokasikan untuk itu.
* Kebutuhan bayi.
Biasanya ibu yang pertama kali hamil ingin membeli semua perlengkapan bayi. Kamar pun didekorasi dengan mewahnya. Begitu bayi lahir, kenyataannya tidak bisa tidur di boks-nya sendiri, melainkan lebih sering bersama ibu karena masih menyusui. Jadi tidak banyak berguna boks-nya.
Ibu harus punya pengetahuan yang lebih luas soal berbelanja kebutuhan bayi ini. Sehingga ibu bisa berbelanja dengan lebih terencana, berhemat dengan tidak membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan.
Jangan sampai punya kereta dorong yang mewah, namun tak punya cukup dana untuk sekolah si kecil nantinya. Bersikaplah jujur terhadap diri sendiri, jangan memaksakan diri membeli berbagai perlengkapan bayi padahal tak ada dananya. Anda bisa mencari cara lainnya, dengan menyewa beberapa perlengkapan bayi misalnya.
* Dana bersalin.
Sejak awla hamil sebaiknya pertimbangkan mengenai tempat bersalin. Carilah informasi dan lakukan survei mengenai tempat bersalin yang diinginkan. Dengan begitu, Anda tahu berapa besar biaya yang perlu disiapkan.
Pemilihan tempat bersalin bukan semata karena harga, tapi juga implikasi dari pilihan tersebut. Jika memilih tempat bersalin yang tidak pro-ASI, maka ketika bayi lahir Anda membutuhkan dana lebih untuk membeli susu formula misalnya, dan ini tidak murah.
Setelah memilih tempat bersalin, buatlah skenario untuk rencana persalinan. Meski rencana bersalin normal, sebaiknya alokasikan dana untuk skenario persalinan caesar. Jadi, buatlah asumsi yang agak ekstrem agar nanti Anda tak kekurangan dana jika terjadi sesuatu yang sifatnya darurat.
Cek kembali berapa dana bantuan dari tempat Anda atau suami bekerja. Jika kantor mengganti seluruh biaya persalinan, Anda tentu lebih tenang. Jika mengganti hanya 80 persen atau bahkan tidak ada penggantian sama sekali, Anda dan suami tentu perlu lebih disiplin mempersiapkan dana persalinan.
Dana pascabersalin
Setelah si kecil lahir, ada beberapa kebutuhan yang perlu disiapkan dananya, antara lain:
* Kebutuhan pakaian.
Sebaiknya jangan membeli pakaian bayi terlalu banyak, karena tubuh bayi cepat membesar. Siapkan pakaian untuk tiga bulan pertama saja, yang bisa jadi memungkinkan dipakai hingga bayi berusia enam bulan. Setelah usia sembilan bulan baru beli pakaian lagi untuk si kecil. Begitu pun dengan sepatu. Namun hal ini tergantung kebutuhan anak yang berbeda antara satu dengan lainnya. Perhatikan juga kegiatan bayi, apakah lebih sering di rumah atau sering bepergian. Kebutuhan pakaian juga bergantung aktivitas bayi ini. Anda tak perlu membeli jaket tebal untuk bayi yang lebih sering beraktivitas di rumah, bukan?
* Pemeriksaan ke dokter.
Setelah lahir, bayi perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk imunisasi. Perlu ada dana khusus untuk ini.
* Akikah/selamatan 40 hari.
Dana ini bukan keharusan, tergantung Anda dan suami. Umumnya orangtua melakukan upacara Akikah atau Syukuran 40 hari sebagai tanda syukur atas kelahiran si kecil. Tentunya ritual ini butuh biaya besar sehingga perlu persiapan lebih matang.
* ASI perah.
Para ahli menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Selain baik untuk bayi, Anda juga bisa menghemat pengeluaran pembelian susu formula. Anda cukup menyediakan dana untuk keperluan memerah ASI, terutama bagi ibu bekerja. Siapkan dana untuk membeli keperluan seperti: pompa ASI, botol/plastik higienis untuk menyimpan ASI perah.
(Tabloid Nakita/Dedeh Kurniasih)
Editor :
wawa