KOMPAS.com – Segeralah ke dokter jika muncul gejala janin gagal hidup. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan secara detil lewat cara-cara berikut:
1. Menilai kenaikan fundus uteri.
Ini adalah salah satu pemeriksaan reguler terutama setelah usia kehamilan 20 minggu. Dokter akan menilai, apakah ada kenaikan tinggi fundus uteri. Fundus uteri adalah tinggi atau pembesaran rahim bumil.
Bila tidak ada pergerakan atau kenaikan, bisa diindikasikan ada sesuatu yang terjadi di dalam rahim. Untuk meyakinkan, dokter akan melakukan pemeriksaan denyut jantung janin. Bila ternyata diketahui tak terdeteksi detak jantungnya, maka ada persangkaan suatu kegagalan janin hidup.
2. Memantau gerakan janin.
Bumil juga dapat melakukan pemantauan dengan mendeteksi gerakan janin, terutama bila kehamilan sudah masuk trimester kedua. Setidaknya di usia 18-20 minggu, janin sudah bisa dirasakan gerakannya, naik tendangan maupun pukulan. Bila gerakan itu tak dirasakan oleh bumil, bisa diduga ada suatu kegagalan atau kematian janin.
3. Pemeriksaan CTG.
Penilaian yang lebih akurat dengan menggunakan alat CTG, terutama bila kehamilan sudah melewati usia 26 minggu. CTG akan menilai secara pasti apakah kondisi janin di kandungan dalam keadaan sejahtera atau tidak.
4. Pemeriksaan USG.
Di trimester pertama, melalui pemeriksaan USG, dokter memastikan adanya kehamilan, melihat kualitas denyut jantung bayi, dan pertumbuhannya. Bila tak ada denyut jantung, meski terlihat "sosok"nya, bisa dipastikan janin gagal hidup.
5. Pergerakan nutrisi.
Pemeriksaan untuk melihat pergerakan nutrisi yang masuk dari plasenta menuju janin. Dokter akan mengukur atau menilai, bila hasilnya normal, maka dokter mengestimasi bahwa janin dalam kondisi sejahtera di dalam rahim. Sebaliknya, bila flow atau pergerakan janin terganggu, berarti ada ancaman kematian janin dalam waktu dekat, setidaknya dalam 24 jam. Jadi dokter dapat memprediksi hal tersebut.
(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)
Editor :
wawa