KOMPAS.com – Kanker bisa menyerang siapa saja tanpa memandang bulu, kelas sosial, hingga usia. Bayi pun bisa menderita kanker. Bagi para penderita usia dini, peran orangtua menjadi sangat vital karena pengobatan kanker merupakan proses panjang yang tidak mudah untuk dilalui. Orangtua anak dengan kanker tidak punya pilihan lain selain tegar dan berusaha kuat demi buah hati.
Pinta Manulang, ketua YAI (Yayasan Anyo Indonesia), menghabiskan waktu yang cukup lama dalam merawat anaknya yang terkena kanker. Andrew Manullang (Anyo), putra sulungnya, didiagnosa dengan leukimia pada usia 11 tahun. Setelah menjalani berbagai pengobatan hingga ke Belanda, Anyo meninggal di usia 19,5.
Pengalaman mendampingi anak dengan kanker membuat Pinta bertekad berjuang membantu keluarga yang memiliki anak penyandang kanker. Menurutnya, dukungan keluarga dan teman dekat menjadi sangat penting bagi keluarga yang memiliki anak dengan kanker.
"Kami juga berkumpul untuk saling berbagi, bukan saling menggurui. Orangtua anak dengan kanker butuh banyak dukungan. Dukungannya tak harus dalam bentuk uang. Meski memang banyak sekali juga yang membutuhkan," ujar Pinta.
Bagi Pinta dukungan moril lebih dibutuhkan bagi orangtua yang sedang berjuang merawat dan mengusahakan kesembuhan sang anak. Jika Anda memiliki keluarga atau teman yang tengah mendampingi anak penyandang kanker, ini yang bisa Anda lakukan:
1. Menunjukkan perhatian
"Paling tidak, jika tak bisa bertemu secara langsung, kirim SMS atau telepon untuk menanyakan kabar, memberikan simpati kepadanya," saran Pinta. Hal ini penting bagi orangtua yang merawat anak dengan kanker, agar tidak merasa sendirian. Namun, Pinta mengingatkan untuk memberikan simpati, empati, dan perhatian, bukan rasa kasihan. "Ada baiknya, tetaplah memperlakukan mereka seperti orang normal. Jangan mengubah sikap Anda."
2. Memberi dukungan
Saat anak dengan kanker sedang menjalani perawatan medis, paling tidak sebagai teman, saudara, atau tetangga dari orangtua anak dengan kanker, Anda ikut mendampingi. "Mendampingi untuk memberikan support sekaligus membantunya merawat anak yang sedang menjalani perawatan medis. Belikan mereka makanan. Sebab saat sang ibu melakukan perawatan, mau makan atau sekadar meninggalkan anak untuk membeli makan pun sering tak sempat," kata Pinta, yang mendirikan rumah singgah untuk anak penderita kanker usia 0-18 pada Juni 2012.
3. Menghindari komentar menghakimi
"Kok bisa kambuh, emangnya dikasih makan apa sih?" Ini adalah jenis kalimat yang bisa menyakiti dan menghancurkan hati orangtua anak dengan kanker. Yang dibutuhkan adalah dukungan, bukan komentar yang bisa bernada menyudutkan.
Perlu diketahui, setelah selesai mengalami perawatan medis anak penyandang kanker harus terus menjalani kontrol dokter selama lima tahun, baru ia bisa dinyatakan sembuh. "Tahun pertama usai pengobatan anak dengan kantor harus terus kontrol secara berkala ke dokter, untuk mendeteksi kemungkinan kanker kembali menyerang. Tahun pertama adalah kemungkinan tertinggi," ujar Dr Edi Setiawan Tehuteru, SpA(K), MHA, IBCLC, spesialis onkologi anak dari RS Dharmais, Jakarta.
Editor :
Dini