KOMPAS.com – Janin gagal hidup dapat terjadi baik pada trimester pertama, kedua, maupun ketiga. Kegagalan hidup pada trimester awal hingga 20 minggu disebut keguguran atau abortus. Sedangkan pada trimester ketiga, kematian janin terjadi karena sejumlah faktor.
Penyebab keguguran sekitar 80 persen adalah masalah kromosom (chromosome abnormality) akibat kelainan genetik. Kecenderungan atau paling banyak terjadi pada usia 13 minggu.
Pada trimester kedua, penyebab kematian janin lebih spesifik lagi, yaitu adanya suatu inkompetensi servik. Artinya rahim tak cukup kuat menyangga dan juga karena faktor adanya lilitan tali pusat.
Sedangkan pada trimester ketiga, kematian janin di antaranya terjadi pelepasan plasenta sehingga janin tidak mendapatkan suplai oksigen, Kasus yang lain, seringkali terkait dengan terjadinya ketuban pecah sebelum waktunya sehingga janin terinfeksi.
Namun demikian, tak perlu mengkhawatirkan kehamilan Anda. Pada prinsipnya, kejadian kematian janin yang disebabkan oleh kelainan atau infeksi juga faktor lainnya tak banyak terjadi, hanya sekitar 3-4 persen.
Gejala
Ahli kandungan, dr UF Bagazi, SpOG dari Brawijaya Women and Children Hospital menerangkan bila terjadi sesuatu pada janin, ibu hamil dapat merasakan karena seringkali kondisi ini menampakkan gejala-gejala berikut:
*Pada trimester pertama.
Umumnya di minggu awal kehamilan bumil mengalami keluhan mual-muntah. Nah, pada kasus ini, biasanya keluhan ini tiba-tiba hilang. Bumil tak lagi merasa mual hingga ingin muntah. Kemudian, muncul flek atau darah yang keluar dari alat kelamin.
* Pada trimester kedua dan ketiga.
Bumil tak merasa adanya gerakan janin, padahal biasanya dalam sehari bumil merasakan janin menandang atau memukul. Selain itu, tinggi fundus rahim juga relatif menurun. Bahkan, muncul pula pendarahan. Kemudian, ditandai (bila ketuban pecah) cairan yang keluar dari alat kelamin, Selanjutnya bumil mengalami kontraksi rahim, rasa nyeri reguler terjadi.
(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)
Editor :
wawa