KOMPAS.com – Stres jika tidak segera ditangani akan berujung pada masalah kesehatan yang serius. Dampaknya pun bukan hanya pada keluhan fisik, tetapi seks juga berdampak buruk pada kehidupan seks Anda.
Mungkin Anda sering mendengar bahwa seks justru mengatasi stres, karena saat berhubungan seks tubuh mengeluarkan hormon yang membuat bahagia. Itu benar! Beragam penelitian telah membuktikannya. Namun seks yang memiliki efek menghalau stres adalah seks yang berkualitas.
Masalahnya, bila Anda sudah terlanjur stres berat, hal itu justru akan membunuh hasrat seks Anda. Gairah pun akan menghilang. Jangankan seks yang berkualitas hingga mengalami orgasme, baru disentuh saja sudah emosi.
Ingin tahu bagaimana stres dapat memengaruhi kehidupan seks Anda? Simak penjelasan Dr Logan Levkoff, pakar seks dan penulis buku How To Get Your Wife To Have Sex With You berikut ini.
1. Stres berkontribusi terhadap citra tubuh yang negatif
Hormon sangat memengaruhi kehidupan kita dari remaja hingga tua. Nah, hormon-hormon yang diproduksi saat stres dapat memengaruhi metabolisme tubuh. Pengaruh hormon tersebut dapat membuat tubuh lemas, makan berlebih, dan menimbulkan perasaan-perasaan negatif tentang diri. Jika Anda tidak merasa nyaman dengan tubuh sendiri, sangat sulit untuk menemukan keinginan untuk membuka pakaian, menggoda dan mengajak suami melakukan hubungan seks.
2. Stres mencuri libido
Kortisol merupakan salah satu hormon yang diproduksi oleh stres, dan Anda mungkin telah mendengarnya. Sebenarnya, kortisol tidak selalu jahat, lho! Tubuh kita memerlukan hormon ini, meski dalam dosis yang kecil. Hanya saja peningkatan kortisol dalam jumlah besar dan dalam waktu lama akan menurunkan hormon seks Anda. Rumus sederhananya: kuantitas rendah hormon seks sama dengan libido rendah.
3. Stres membuat kita meragukan kualitas pernikahan
Orang yang stres dan tertekan secara emosional sulit menjadi orang yang menyenangkan. Bayangkan jika Anda murung, marah-marah, dan mudah tersinggung setiap saat, tentu pasangan Anda kewalahan menghadapi sikap Anda. Hal ini akan membuatnya merasa serba salah. Biasanya kondisi diperburuk dengan terhentinya komunikasi antarpasangan. Atau kalaupun terjadi komunikasi, selalu berakhir dengan pertengkaran yang dibanjiri air mata serta penuh dengusan. Akhirnya, keintiman pun bisa merenggang dan hilang.
4. Stres dapat menyebabkan kebiasaan minum alkohol berlebihan
Mungkin hal ini tidak terlalu common di sini. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa ada segelintir orang yang menggunakan alkohol untuk melarikan diri dari masalah. Minum berlebihan dan rutin dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari satu atau dua gelas sehari) akan berakibat pada masalah ereksi pada pria. Sedangkan pada wanita dapat menyebabkan vagina kering. Tanpa adanya pelumasan, seks bisa menyakitkan dan menjadi pengalaman yang tak menyenangkan. Tak ada orang yang ingin mengulang lagi kejadian yang tidak enak, bukan?
5. Stres memengaruhi kesuburan dan siklus menstruasi
Selain menyebabkan penurunan libido, stres juga mengancam kesuburan. Stres dapat memengaruhi kelenjar pituitary, yang mengontrol tiroid, kelenjar adrenal dan ovarium. Jika ovarium kita tidak berfungsi dengan baik, siklus menstruasi Anda terpengaruh. Periode menstruasi menjadi tidak teratur bahkan berhenti. Kondisi Ini disebut amenore (bukan kondisi permanen).
Jadi saatnya untuk membuat beberapa perubahan dalam hidup Anda. Mulailah rutin olahraga, sering-sering rileks, kencan dengan pasangan Anda, dan coba delegasikan beberapa tanggung jawab kepada orang lain. Ini akan membuat Anda sedikit jauh dari stres.
Sumber: Huffington Post
Editor :
Dini