KOMPAS.com - Saat kebanyakan mahasiswa memburu status karyawan di berbagai perusahaan selepas meraih gelar sarjana, Yovita Agustine Lesmana punya sudut pandang berbeda. Perempuan asal Bondowoso, Jawa Timur ini, memutuskan untuk mencipta profesi pilihannya sendiri. Setelah menuntaskan pendidikan bidang komunikasi di Universitas Petra Surabaya, Jawa Timur, juga berbekal pengalaman menjadi pembicara, Yovita memilih fokus menjalani passion-nya, menjadi personality trainer.
Jiwa entrepreneur mengalir dalam diri perempuan kelahiran 21 Agustus 1985 ini, mewarisi sang sang ayah yang adalah seorang wirausahawan. "Papa tipe pedagang yang berani. Saya sering sharing dengannya. Papa dan mama adalah konsultan bagi saya, yang membuat saya bisa menjadi seperti sekarang ini, memilih profesi sebagai trainer, personality coach, orangtua saya lah yang membuat saya yakin orang daerah juga bisa jadi coach," tutur Yovita saat berbincang bersama Kompas Female di Jakarta.
Yovita yang berhasil meraih gelar Puteri Indonesia Daerah Banten 2010 (mewakili daerah domisili pekerjaannya saat itu), memberanikan diri mengambil jalur karier yang berbeda, tak seragam seperti kebanyakan orang.
Keberanian mengeksplorasi diri mendorongnya untuk menciptakan profesi untuk dirinya. Alih-alih antre melamar pekerjaan, Yovita justru menciptakan lapangan kerja dan membangun kemitraan untuk mengembangkan bisnisnya dan perusahaan yang didirikannya sejak 2007, Yovita Lesmana Personality Training. Melalui sarana pendidikan yang memberikan pelatihan pengembangan kepribadian inilah, Yovita memposisikan dirinya sebagai trainer kepribadian di usia muda.
"Saya mengawali pekerjaan dari hobi. Motivasi bekerja tidak fokus pada jumlah uang yang bisa saya dapatkan. Passion saya adalah menjadi sahabat bagi orang lain. Saya juga merasa senang sekali kalau bisa menginspirasi orang lain. Uang akan datang dengan sendirinya karena kita mencintai pekerjaan, dan menikmatinya. Kalau hanya fokus pada uang, kita akan sulit mengeksplorasi diri," tuturnya.
Pola pikir seperti ini sudah dimiliki Yovita sejak masih menjadi mahasiswa. Kesempatan yang pernah ia dapatkan, seperti tampil sebagai pembicara karena terpilih sebagai ikon sekolah, menjadi titik awalnya. Berbicara di depan banyak orang, berbagi pengalaman, menjadi sahabat bagi mereka yang ingin mengembangkan diri sebagai pribadi, begitu menarik dan menantang baginya.
Keterampilan public speaking Yovita pun terus terasah, seiring dengan semakin terbukanya kesempatan untuk tampil sebagai pembicara. Merasa yakin dan percaya diri mampu menyampaikan materi pengembangan kepribadian, berdasar pada pengalaman pribadinya, karier Yovita sebagai personality trainer pun terus berkembang.
Keahlian membangun personal branding juga dibuktikan dengan pengalaman sekaligus pencapaiannya sebagai finalis Miss Indonesia 2007, juga terpilihnya ia sebagai Fun Fearless Female majalah Cosmopolitan pada 2008. Pengalaman ini juga lah yang menjadi bekal menjalani passion-nya. Ia terus mengasah kemampuan diri, dan semakin berani menampilkan dan mengenalkan diri sebagai trainer muda.
Didorong hasrat besar, keberanian, dan kepercayaan diri, Yovita pun dipercaya sejumlah klien yang membutuhkan jasa personality trainer. Mulai level CEO, frontliner, dan berbagai kalangan yang membutuhkan jasanya.
"Personality training ruang lingkupnya luas, semua bidang pekerjaan butuh kepribadian. Tak hanya penampilan yang memang perlu diperhatikan sebagai bentuk penghargaan atas profesi, kepribadian juga bicara mengenai cara membangun kehangatan saat bicara. Kepribadian seperti ini perlu dilatih, dan memang dibutuhkan berbagai kalangan," ungkapnya.
Dukungan keluarga
Pilihan karier Yovita mendapatkan dukungan penuh dari orangtua dan keluarganya. Dengan fokus pada keinginan berbagi, bukan semata mencari materi, Yovita semakin mencintai pekerjaannya.
Baginya, keterbukaan orangtua untuk berdiskusi, mendengarkan pendapat anak, dan membantu mencari solusi dari setiap masalah bukan menghakimi, punya arti penting bagi pengembangan diri dan karier Yovita. Pengasuhan orangtua yang penuh kasih sayang juga arahan positif, baginya punya dampak besar atas kepercayaan diri dan keberaniannya berkarya menciptakan lapangan kerja di usia muda.
Keluarga memberikan kekuatan baginya dalam berkarier. Berkumpul bersama keluarga merupakan sumber kenyamanan baginya yang semakin memotivasinya berkarya. Tak ayal, sesibuk apa pun Yovita dengan berbagai aktivitas dan pekerjaan di Jakarta atau kota lainnya, setiap akhir pekan ia selalu kembali pulang ke Surabaya, berkumpul dengan keluarga.
Kreatif berinovasi
Berbekal karakter kuat dalam diri, yang dipengaruhi pengasuhan orangtua, Yovita tampil sebagai perempuan percaya diri dengan inner beauty. Hal ini tampak jelas dalam pemilihan Puteri Indonesia - Banten pada 2010 silam. Tanpa memandang sebelah mata semua kompetitornya, sikap penuh penghargaan kepada pesaing, namun tetap percaya diri melaju hingga terpilih dalam tiga besar, Yovita berhasil merebut gelar Puteri Banten. Puteri Indonesia 2009 Qori Sandioriva juga mengakui kepercayaan diri dan kecantikan batin dari perempuan muda ini.
Kepercayaan diri dibarengi kerendahan hati melekat kuat dalam diri perempuan yang dikenal ramah ini. Ia pun yakin dengan apa yang dijalaninya, dengan passion-nya. Dari pribadi positif ini lahir berbagai kreativitas dan inovasi, serta kemauan kuat untuk selalu bereksplorasi.
Ia selalu bersemangat dengan beragam rencana. Menciptakan program pengembangan diri dan personal branding untuk anak muda, ibu rumah tangga, dan berbagai kalangan lainnya. Ia pun berencana menulis buku sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhannya berbagi.
Selalu ada program baru yang diciptakannya sejak 2007 dengan berbagai tantangan yang dihadapinya. Mulai dengan menjadi trainer hospitality untuk front liner, konsultan bisnis untuk korporasi, mendorong perempuan terutama ibu rumah tangga untuk melakukan personal branding agar lebih berdaya untuk dirinya dan orang lain, membuka fashion line sekaligus memberikan konseling penampilan sesuai kepribadian, hingga merancang program untuk siswa SMA dan mahasiswa menjalani liburan berkualitas dengan training etiket dan kepribadian.
Dari keseluruhan program yang diciptakannya, kepedulian menjadi kunci utamanya. Peduli pada pengembangan diri orang lain, agar mampu menjadi pribadi yang lebih baik, positif, dan berdaya dengan personal branding yang tepat. Untuk mencapai tujuan ini, Yovita tak bekerja sendiri. Meski semua konsep berasal dari pemikirannya, ia membangun sistem partnership untuk tenaga marketing, akunting dan desain.
"Saya punya partner, untuk marketing satu kota empat orang. Statusnya tidak mengikat dan saya menerapkan sistem komisi. Saat ini jaringan kemitraan ini ada di beberapa cabang di Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya," jelasnya.
Menjadi sahabat untuk banyak orang
Bagi Yovita, apa yang dikerjakannya lebih kepada mengajak orang untuk bersahabat dengan diri, tahu menempatkan diri, menghargai profesi. Sikap seperti ini berlaku untuk semua orang dari berbagai kalangan dan jenis pekerjaan.
"Dengan menghargai diri, seseorang akan dihargai oleh orang lain, dan ia mampu bertahan di lingkungannya,"tuturnya.
Demi memastikan setiap kliennya mencapai tujuan program, Yovita juga menerima konsultasi melalui email. Bertemu dengan klien baginya menemukan sahabat baru.
"Setiap hari, dalam beberapa jam saya fokus hanya membalas email. Saya ingin jadi sahabat buat banyak orang, begitu bertemu dan berdiskusi, we are officially best friend, karena kehangatan itu penting," ungkapnya.
Konsep persahabatan inilah yang membedakan personal branding ala Yovita. Baginya, program personal branding akan berhasil dengan sentuhan personal. Dengan bersahabat, komitmen lebih mudah dibangun. Orang pun nyaman berdiskusi lebih mendalam demi mencapai tujuan bersama.
Kesibukan yang tak henti, berpindah kota setiap minggu, mengelola kelas intensif maksimal 15 kali pertemuan, menjadi sebagian rutinitas perempuan muda ini. Baginya, inilah bentuk eksplorasi dirinya. Mencipta pekerjaan dan bukan semata menjalaninya karena kewajiban tapi menjadi keasyikan tersendiri. Passion yang membuatnya selalu bersemangat untuk selalu berdaya dan memberdayakan orang lain di sekitarnya.
Editor :
wawa