KOMPAS.com – Camilla Wellton adalah desainer kedua yang tampil dalam Indonesia Fashion Week 2013 lalu. Rancangan desainer asal Swedia ini mengedepankan gaya feminin dengan potongan yang akurat.
Latar belakang pendidikan di bidang matematika membuat Camilla menerapkan architectural cut pada desain busananya. Potongan busananya memiliki akurasi yang tepat dengan aturan rumus matematika atau golden rule. Menghadirkan busana yang simpel, pas di badan, minimalis, dan terkesan sangat edgy.
Palet warna yang dipilih Camilla tergolong natural yang sangat kalem. Alasan pemilihan warna lembut ini menurut Camilla disebabkan ia ingin menonjolkan material kain yang digunakan. "Saya ingin menonjolkan materi bahan yang digunakan. Bila menggunakan warna terang atau mencolok perhatian akan terbagi," ujar Camilla kepada Kompas Female, sebelum show-nya berlangsung di Jakarta Convention Center, Jumat (15/2/2013) lalu.
Tema yang diangkat "Eco Couture", bukan hanya diterjemahkan dalam warna natural dan nuansa alam. Camilla bergerak lebih maju dari itu semua. Ia menggunakan material yang ramah lingkungan. Ini yang membedakannya dengan desain lainnya. Menampilkan koleksi yang ramah lingkungan buka sekadar tema dalam show-nya, tapi juga garis besar seluruh desainnya.
Desainer yang memiliki brand dengan namanya sendiri ini menjawab tantangan khususnya wanita yang memiliki kesadaran akan lingkungan, dan umumnya pasar yang membutuhkan produk yang aman bagi lingkungan. Koleksi Camilla terdiri atas busana siap pakai berpotongan minimalis seperti coat, gaun panjang A-line, kardigan, dan jumpsuit.
Dua puluh koleksi yang ditampilkan di Indonesia Fashion Week 2013 ini merupakan kumpulan dari koleksi yang akan datang, dan beberapa potong busana best seller-nya. Ia mengaku membutuhkan dua minggu untuk mempersiapkan show-nya ini.
Pemenang Ikea Fashion Design Contest 2010 itu menambahkan, busananya dapat dikenakan oleh wanita dengan rentang umur yang panjang yakni 25 tahun hingga 40 tahun.
FOTO-FOTO: KRISTIANTO PURNOMO
Editor :
Dini