Kompas.com- Orang yang pernah terkena cacar air di masa kanak-kanak ternyata masih bisa tertular herpes zoster di usia dewasa. Menjaga daya tahan tubuh adalah kunci mencegah penularannya.
Cacar air dan herpes zoster disebabkan oleh jenis virus yang sama, Varisela zoster, tetapi serotype-nya berbeda. Kedua penyakit itu memiliki gejala klinis yang mirip, diawali dengan demam lalu muncul peradangan kulit yang ditandai oleh bentukan gelembung berisi air.
Menurut Dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ahli penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, berbeda dengan cacar air, herpes zoster hanya menyerang daerah persarafan tertentu.
"Artinya kelainan atau bintil-bintilnya hanya di area tubuh tertentu atau hanya separuh badan. Sementara pada cacar air meluas di seluruh tubuh," paparnya.
Pada herpes zoster area tubuh yang paling sering terkena antara lain daerah dada dan lengan, meski daerah tubuh lain juga bisa terkena.
Selain ruam pada kulit, infeksi herpes zoster juga ditandai dengan nyeri pada otot dan tulang. Nyeri tersebut timbul karena rangsangan saraf.
Berbeda dengan cacar air, herpes zoster tidak terlalu menular. Tetapi virus varisela zoster mudah menular pada orang yang belum pernah terkena cacar air. Orang yang tertular akan menderita cacar air, bukan herpes zoster.
Pemberian obat-obatan antivirus akan mempercepat penyembuhan. Sementara itu vitamin diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan salep antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi sekunder pada kulit.
Sebenarnya penyakit cacar air atau herpes zoster bisa dicegah dengan vaksinasi. Tetapi di Indonesia vaksin ini belum umum. Menurut Ari, vaksinasi hanya diberikan jika terjadi wabah. Karena itu cara terbaik untuk mencegah penularan adalah dengan menjaga daya tahan tubuh seoptimal mungkin.