KOMPAS.com - Belajar dari pengalaman orang lain dan mendapatkan inspirasi darinya, inilah tujuan Jessica Iskandar menerbitkan buku pertamanya, Jedar. Ia tak ingin menyebut buku ini sebagai biografi, tapi lebih kepada catatan ringan tentang cinta, hidup, dan meraih impian.
Melalui Jedar, Jessica yang baru bertambah usia menjadi 25 pada 29 Januari lalu, ingin mengajak pembaca terutama fansnya, Jessilicious, untuk saling berbagi pengalaman. Ia menuangkan perjalanan hidupnya, yang tak melulu ceria dan penuh humor, tetapi juga berisi kesedihan bahkan keterpurukan.
Ia berharap orang lain bisa belajar dari pengalamannya, dan tak melakukan hal ekstrem yang pernah ia lakukan, seperti percobaan bunuh diri. Ia juga berharap lewat bukunya, pembaca terinspirasi menjalani hidup dengan penuh kejenakaan.
Jedar juga merupakan cara Jessica untuk menampilkan dirinya secara berbeda, lewat tulisan yang bisa mengingatkan orang akan sisi positif dari komedian ini.
"Jedar merupakan singkatan nama saya. Awalnya judulnya Jessica is Jessica. Jedar itu sesuatu yang 'wow'. Saya ingin di karier saya ada sesuatu yang dikenang secara positif tentang Jessica," tuturnya, tentang bukunya yang mendapat dukungan penuh dari Revlon, di Blitz Megaplex Jakarta, Jumat (1/2/2013).
Jessica mengaku tak mudah untuk menyampaikan kisah pribadinya, yang 30 persen berasal dari buku harian masa remaja. Butuh keberanian dan rasa nyaman untuknya berbagi cerita bersama rekan penulis demi menghasilkan sebuah buku setebal 260 halaman.
Termasuk keberanian untuk bercerita, lewat bukunya, akan keinginannya bunuh diri di usia 10.
"Waktu kecil saya pendiam, tertutup, susah untuk mengungkapkan isi hati, lebih penyendiri, memendam rasa, susah mengungkapkan sesuatu. Ada masanya bawaannya ingin mati," tuturnya.
Ia pun berharap orang lain yang membaca bukunya bisa belajar dari pengalaman pribadinya, agar tidak melakukan hal serupa.
Pengalaman lain yang membekas dan disampaikannya di buku ini adalah masa di mana Jessica merasa ada dan tiada, karena mengetahui sang ibu pernah ingin menggugurkannya saat masih dalam kandungan.
Kisah lainnya bercerita tentang perjalanan karier, keinginan, impian, hingga kekagumannya pada sosok Ariel yang baginya merupakan pria misterius. Jessica menyampaikan kisahnya dalam bahasa sarat humor, seperti karakternya yang menonjol di layar kaca.
Menulis buku menjadi keinginan Jessica sejak SMP. Ia pun membuktikan bisa meraih impiannya tersebut di usia belia, sekaligus menunjukkan karakter menonjol darinya.
"Kemauannya keras sekali. Apa yang diinginkan harus tecapai. Tak ada alasan, tidak ada tunda-tundaan. Kalau minta sekarang ya harus diadain sekarang. Dia juga mandiri dan selalu punya ide yang lebih maju dari kakak-kakaknya. Jessica juga cuek dengan urusan orang lain," demikian penuturan sang ayah dalam bukunya.
Tak hanya sang ayah yang berkomentar tentang Jessica di bagian akhir bukunya. Host acara Pesbukers ini memberikan kesempatan kepada teman seprofesi, kolega, dan rekan kerja untuk menjulukinya dengan ragam gelar. Mulai cantik, menggemaskan, bubbly, kandang burung yang liar, gila, cerdas, error, hingga komedian potensial.
Editor :
Dini