KOMPAS.com - Dugaan bahwa teknik bayi tabung dapat meningkatkan risiko kanker pada kaum Hawa ternyata tidak terbukti. Sebuah studi yang dipublikasi dalam jurnal Fertility and Sterility menyatakan bahwa prosedur bayi tabung tidak akan meningkatkan risiko wanita terkena kanker ovarium dan payudara.
Studi yang dilakukan para ahli dari National Cancer Institute meneliti data kesehatan dari 67.608 wanita Israel yang telah menjalani teknik bayi tabung dalam kurun waktu 1994 hingga 2011. Para peneliti membandingkan data tersebut dengan data kesehatan dari 19.795 wanita yang tidak menjalani teknik yang juga dikenal dengan nama in-vitro fertilization (IVF) ini.
Teknik bayi tabung meliputi pemberian tambahan hormon pada pasien wanita agar ia dapat menghasilkan lebih banyak sel telur. Sel telur-sel telur ini kemudian "dipanen" dengan menusuk ovarium yang selanjutnya akan digabungkan dengan sperma di laboratorium. Setelah digabungkan dengan sperma, sel telur diinkubasi selama waktu tertentu, kemudian "ditanam" kembali di dalam rahim pasien wanita.
Para peneliti menemukan, dari 67.608 orang wanita, hanya ada 1.500 wanita yang didiagnosa menderita kanker hingga pertengahan tahun 2011.
Yang menarik, studi ini juga menemukan kemungkinan menderita kanker meningkat pada wanita yang melakukan teknik bayi tabung secara berulang-ulang.
Kasus kanker ovarium yang ditemukan dari data studi adalah sebanyak 45 kasus, namun para peneliti mengatakan mereka harus melakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar lagi untuk dapat menguji bahwa teknik bayi tabung dapat menyebabkan kanker ovarium.