Kompas.com - Kelelahan sering dianggap sebagai penyebab sulitnya memiliki keturunan, terutama pada pasangan suami istri yang sibuk bekerja. Padahal, kelelahan bukan penyebab langsung terhambatnya kesuburan.
Dalam sebuah survei mengenai kesuburan pada lebih dari 200 pasien di Jakarta diketahui sebagian besar responden mengatakan gangguan haid dan gaya hidup, terutama kelelahan sebagai penyebab sulit hamil.
Padahal menurut penjelasan dr.Budi Wiwengko, Sp.OG, lelah akibat bekerja tidak terkait dengan kesuburan wanita.
"Memang banyak wanita yang setelah berhenti bekerja lantas hamil. Hal itu bisa jadi selama masih aktif bekerja frekuensi berhubungan seks berkurang. Setelah jadi ibu rumah tangga hubungan seks jadi teratur," kata dokter yang akrab disapa Iko ini.
Hubungan seks yang teratur, yakni 2-3 kali setiap minggu, akan meningkatkan peluang kehamilan. "Hampir 75 persen wanita akan hamil dalam periode 6 bulan setelah menikah jika hubungan seksnya teratur," kata dokter spesialis fertilitas dari Klinik Yasmin RSCM Jakarta ini.
Aktivitas fisik yang tinggi, misalnya pada atlet marathon menurut Iko memang bisa menyebabkan gangguan kesuburan. "Sulit hamilnya karena ada gangguan pematangan sel telur," imbuhnya.
Menurut para ahli dari MayoClinic olahraga dengan intensitas tinggi bisa menurunkan produksi hormon progesteron sehingga mengganggu proses pematangan sel telur.
Setiap wanita yang mengalami gangguan haid, misalnya haid beberapa bulan sekali, nyeri hebat setiap haid, atau tidak pernah haid, perlu dicari penyebabnya. "Kalau tidak haid berarti sel telur tidak bisa dibuahi, maka tak akan bisa hamil," tandasnya.
Iko menyarankan agar pemeriksaan kesuburan dilakukan sedini mungkin. "Meski belum menikah, jika ada gangguan dengan siklus haid sebaiknya periksa," katanya.