JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Radioterapi Rumah Sakit CiptoMangunkusumo Profesor Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, jumlah penderita kanker di Indonesia kian meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012 menyebutkan, prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1.000 orang. Padahal data sebelumnya menyebutkan prevalensinya 1 banding 1.000 orang.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC) memprediksi, akan terjadi peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada tahun 2030. Jumlah tersebut 70 persennya berada di negara berkembang seperti Indonesia.
Kenaikan prevalensi kanker di Indonesia menjadi masalah bagi pengobatan. Soehartati mengatakan, pusat pengobatan kanker di Indonesia baru dapat melayani 15 persen pasien kanker. "Padahal, angka itu saat pasien kanker di Indonesia masih diprediksi 1 banding 1.000," ungkap profesor di bidang radiasi onkologi ini.
Menurut Soehartati, Indonesia perlu menambah pusat pengobatan kanker dengan lokasi yang merata. "Pusat pengobatan kanker di Indonesia masih 22 rumah sakit negeri, dan 2 rumah sakit swasta. Itu pun letaknya tidak merata. Selain jumlah, perlu juga diperhatikan jaraknya," cetusnya.
Namun yang lebih penting, lanjut Soehartati, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi keadaan tersebut. Menurutnya, mewaspadai risiko kanker dengan memulai pola hidup sehat merupakan yang utama.
"Sekitar 43 persen dari kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan 30 persen dari kanker dapat terdeteksi," jelasnya.
Kanker merupakan penyakit dengan proses perkembangan yang panjang dan memiliki banyak faktor risiko. Penyebab kanker tidak dapat ditentukan dari satu faktor risiko saja, tetapi gabungan dari banyak faktor risiko.
"Jika hanya memiliki satu atau dua faktor risiko belum tentu dapat mengembangkan kanker, asalkan menghindari faktor risiko yang lain," kata Soehartati.
Faktor risiko kanker antara lain riwayat keluarga, infeksi virus, paparan bahan kimia, dan radiasi. Sedangkan untuk mencegah kanker diperlukan pencegahan primer yang terdiri dari berpikir positif, bergerak aktif, dan menjaga pola makan, serta pencegahan sekunder yaitu deteksi dini dan vaksinasi.