Kompas.com - Banyak makanan dan jajanan anak di sekolah tercemar mikroba atau kuman berbahaya serta bahan kimia, terutama zat pewarna bukan untuk makanan. Rasa lapar bisa membuat anak membeli jajanan apa saja asal membuatnya kenyang sehingga mereka kurang berhati-hati memilih jenis jajanan yang sehat. Orangtua bisa mencegah kebiasaan jajan pada anak dengan cara membawakannya bekal dari rumah.
Jajanan yang tidak bersih akan menyebabkan anak menderita berbagai penyakit, misalnya diare atau muntaber. Bahan makanan yang berwarna mencolok juga dikhawatirkan mengandung bahan pewarna bukan makanan. Kebiasaan jajan makanan yang padat energi seperti makanan manis dan berlemak juga berpotensi membuat anak kegemukan.
"Sebaiknya anak bawa bekal dari rumah. Hidangan yang dibuat sendiri lebih mudah diawasi kebersihan dan kesehatannya," kata Kepala Pusat Pomkes Kementrian Kesehatan RI, dr. Lily Sulistyowati, MM. Hal tersebut dikatakannya pada pencanangan Hari Bawa Bekal Nasional (HBBN) yang digagas Kementrian Kesehatan RI dan Tupperware di Jakarta, Jumat (12/4/13).
Makanan yang bergizi dapat membantu anak tumbuh lebih sehat. Orangtua bisa membawakan anak camilan yang rendah kalori dan tinggi serat, seperti buah-buahan, kraker atau biskuit buah, jus buah, dan sebagainya. Untuk mencegah anak bosan, orangtua harus lebih kreatif dalam menyajikan variasi menu.
Kebiasaan membawa bekal akan mengajarkan anak selektif memilih jajanan. Selain itu pihak sekolah dan orangtua juga perlu mengajarkan anak cara memilih jajanan yang sehat. Edukasi ini akan terbawa sampai dewasa dan menjadi bagian dari kebiasaan.
Menurut Lily usaha mencegah anak jajan sembarangan wajib dilakukan orangtua, bekerja sama dengan sekolah. "Pendidikan bermula dari rumah. Orangtua yang peduli tentu akan membuat hidangan terbaik untuk buah hatinya," kata Lily.