KOMPAS.com - Ada kabar baik bagi mereka yang masih mencari solusi dalam menghentikan kebiasaan mendengkur? Ilmuwan menemukan sebuah metode baru dalam mengatasi masalah ngorok. Para ahli menggunakan suatu alat yang dinamakan "chin stroker". Alat ini merangsang otot-otot di bawah dagu dengan kejutan listrik kecil. Rangsangan ini diyakini efektif dalam membantu meringankan gejala sleep apnea.
Sleep apnea merupakan henti napas saat tidur yang dicirikan dengan mendengkur. Suara dengkuran disebabkan oleh udara yang mengalir pada saluran napas yang sempit. Penyempitan saluran napas terjadi karena adanya gerakan lidah yang menutup tenggorokan. Selain lidah, jaringan lunak lainnya di tenggorokan juga dapat mengendur sehingga menutup saluran nafas.
Sumbatan pada saluran nafas akan menghentikan napas dan tanpa sadar mengakibatkan orang tersebut terbangun untuk membuka kembali saluran. Itulah yang menyebabkan tidur menjadi tidak pulas dan menurunkan kualitasnya. Kurang tidur telah banyak dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, hipertensi, hingga penurunan produktivitas.
Sleep apnea terjadi pada 4 persen populasi orang paruh baya. Faktor risiko dari sleep apnea adalah kegemukan dan konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat tidur. Kondisi ini juga banyak terjadi pada wanita menopause. Perubahan hormonal pada wanita menopause akan membuat otot tenggorokan lebih rileks daripada biasanya.
Chin stoker saat ini masih dikembangkan dan diuji coba di Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust di London. Teknik ini dikenal sebagai stimulasi listrik transkutan berkelanjutan ditujukan untuk dapat merangsang otot-otot yang mengendalikan lidah dan jaringan lain di tenggorokan, sehingga tidak lagi menutupi saluran napas. Lantaran saluran napas tidak tertutup, maka tidak akan ada dengkuran.
Elektroda ditempatkan pada kedua sisi tenggorokan tepat di bawah rahang. Elektroda akan memberikan kejutan listrik kecil yang menyebabkan otot berkontraksi, menarik terbuka jalan napas.
Sebuah studi yang telah dilakukan sebelumnya melibatkan 33 pasien sleep apnea. Penggunaan teknik ini selama 10 menit di malam hari pada otot Genioglossus, yaitu otot yang membentang dari dagu ke lidah, dapat membantu memperluas saluran napas.
Studi lain kecil, dengan enam pasien, di Tohoku University School of Medicine di Jepang menemukan penggunaan alat dapat membantu memperbaiki 50 persen dari gejala.
Saat ini para dokter di Guy's and St Thomas' telah mengembangkan versi baru dari alat tersebut. Alat ini memungkinkan untuk mendeteksi adanya suara dengkuran dan secara otomatis memberikan ledakan arus listrik hingga bernapas kembali normal.
Arus listrik didesain tidak menyakitkan, sehingga tidak sampai membangunkan pasien. Alat ini sedang diuji coba pada sekitar 50 pasien.