KOMPAS.com - Melihat tanaman dan bunga-bunga tumbuh subur berkat kesukaan kita berkebun memang menyenangkan. Namun ada manfaat lain yang bisa Anda dapatkan dengan berkebun, yakni membuat tubuh lebih langsing.
Sebuah studi baru mengatakan, orang yang hobi berkebun rata-rata memiliki indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) yang lebih rendah daripada mereka yang tidak.
Penulis studi Cathleen Zick, profesor dari Universitas of Utah mengatakan, sebelumnya sudah diketahui bahwa berkebun dapat memberikan manfaat positif. "Namun hingga sekarang, kami belum memiliki data yang menunjukkan keuntungan kesehatan yang dapat diukur dari mereka yang berkebun," ujarnya.
Zick dan timnya menelaah BMI dari 198 orang dengan hobi berkebun di Salt Lake City. Para peneliti membandingkan mereka dengan tetangganya yang tidak memiliki hobi yang sama. BMI merupakan pengukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat tubuh.
BMI dari wanita yang hobi berkebun rata-rata 1,84 poin lebih rendah dari tetangganya yang tidak. Sedangkan bagi pria yang hobi berkebun rata-rata memiliki BMI 2,36 poin yang lebih rendah daripada tetangganya yang tidak.
Menurut studi yang dimuat dalam American Journal of Public Health ini, mereka yang hobi berkebun juga memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berkelebihan berat badan. Bagi pria kemungkinannya 62 persen lebih rendah, sedang bagi wanita 46 persen lebih rendah dibandingkan dengan tetangganya yang tidak.
Para peneliti juga menemukan, mereka yang hobi berkebun juga memiliki BMI yang lebih rendah daripada saudara kandungnya yang berjenis kelamin sama. Rata-rata BMI wanita dengan hobi berkebun 1,88 poin lebih rendah daripada saudara perempuannya, dan pria dengan hobi berkebun 1,33 poin lebih rendah daripada saudara laki-lakinya.
Menariknya, manfaat ini juga berlaku bagi pasangan wanita atau pria yang memiliki hobi berkebun. Para peneliti mencatat, pasangan cenderung untuk membantu kegiatan berkebun dan mendapat makanan yang lebih sehat hasil berkebun.
"Temuan ini mendukung ide bahwa hobi berkebun merupakan aset untuk memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat," ujar Zick. Kendati demikian, studi ini belum dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat.