KOMPAS.com - Menari tidak hanya baik untuk kebugaran dan kesehatan, tapi juga membuat hidup lebih terasa bermakna. Itulah yang dirasakan Karen Daly, meski kondisi tubuhnya terbatas hanya memiliki satu kaki kiri.
Dari tampilannya berkursi roda, dan tanpa kaki kanan, orang pasti tak akan mengira kalau Karen adalah instruktur tari dari DanceAbility International AS. Dan di usianya yang sudah 62 tahun, dia masih bisa menari dengan luwes.
Seperti yang ia tampilkan di @merica, Pacific Place Jakarta Senin (22/4/2013). Di satu sudut, Karen duduk di kursi rodanya, sementara di sudut yang lain, ada rekan tarinya, Alito Alessi. Ketika musik mengalun, dia tidak hanya memutar-mutar kursi roda, tapi kemudian melangkah keluar dengan memanfaatkan tubuh Alito sebagai sandaran.
Gerakan yang luwes dengan duduk melingkar, melipat tubuh, atau meregangkan kaki dilakukan Karen dengan leluasa. Tarian Hearing East berdurasi hampir 20 menit itu membuat takjub dan kagum pengunjung.
"Saya merasa lebih hidup ketika menari," ujarnya sumringah.
Karen sudah kehilangan kaki kanannya sejak usia 11 tahun karena mengidap kanker. Tapi baru di usia 40 tahun, ia memutuskan untuk menari, karena terinspirasi usai melihat pertunjukan tari di Boston.
"Saya melihat penari itu tampak begitu bebas, lepas tanpa beban," ujarnya.
Pada awalnya Karen menggunakan alat bantu tongkat. Namun karena kelelahan, sejak lima tahun lalu ia mulai memanfaatkan kursi roda.
"Menari adalah salah satu cara mengekspresikan diri, dan sangat penting," ujarnya menambahkan.
Sejak menari, Karen merasa dirinya lebih bahagia, mengenal dirinya lebih baik, serta ekspresif. Kata dia, dia bisa menggerakkan tubuh meski dengan hanya punya satu kaki. Layaknya orang normal mengekspresikan dirinya.
"Apalagi kini orang-orang sibuk dengan gadget dan berinteraksi di dunia maya, sementara menari atau olah tubuh harusnya juga jadi pilihan," ujarnya.
Editor :
Dini