Tari untuk Semua, Normal Maupun Cacat

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Tari untuk Semua, Normal Maupun Cacat
Apr 22nd 2013, 17:55

KOMPAS.com - Semua orang, baik itu mereka yang normal maupun cacat, mestinya bisa menari. Seperti layaknya bahasa untuk komunikasi dan medium berekspresi, tari juga demikian.

Sejak 25 tahun lalu, pikiran mengenai tari untuk semua orang ini melintas di diri Alito Alessi. Instruktur tari kontemporer asal Amerika Serikat ini lalu memutuskan untuk mendirikan DanceAbility dan mencari metode tari yang pas.

Jika tari pada umumnya punya bentuk gerak yang tertata, metode ini membebaskan dari ikatan itu. Tubuhlah yang bergerak, dan dengan prinsip bahwa setiap orang tanpa terkecuali bisa melakukannya.

"Jika gerak itu tidak bisa dilakukan oleh semua orang maka tidak boleh ada yang terisolasi dan tersingkir, kita cipta gerak yang membebaskan, tidak membatasi," ujar Alito dalam kesempatan talkshow di @merica, Pacific Place Jakarta, Senin (22/4/2013).

Seperti apa metodenya? Alito lalu menampilkan sebuah video tarian yang dilakukannya bersama Emery Blackwell, yang lumpuh dan berkursi roda.

Tari berjudul Tango Tangle itu dikoreografi dengan ritme gerakan yang tertata. Tapi di sana, Alito menyesuaikan gerak dengan partner-nya. Di satu titik ada kesamaan gerak, dan kompak. Ketika Emery berjalan, dan melangkah beranjak dari kursi roda, gerakan itu tampak biasa seperti orang normal.

"Fokus saya bukan untuk orang-orang cacat, tapi untuk semua orang, bagaimana kita semua bisa melakukan satu hal yang kreatif bersama-sama," ujar Alito.

Menari kemudian adalah upaya untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan sekitar. Interaksi dengan orang yang ada di hadapan, dan juga orang-orang lainnya. Untuk Emery, karena tidak bisa berbicara dengan lancar, tari adalah bahasa yang ia gunakan untuk menyampaikan pikirannya.

Metode tari untuk semua ini disebutkan Alito terinspirasi dari apa yang ada di sekitarnya. Selain latar sebagai koreografer tari kontemporer, dia juga bertumbuh dengan ibu, saudara perempuan, dan paman yang punya gangguan fisik dan mental.

"Stimulasi bukan dari musik, tapi musik berasal dari dalam diri sendiri, yang menggerakkan tubuh," ujarnya menambahkan.

Dengan demikian, metode tari yang bisa dilakukan oleh mereka yang normal dan cacat ini lebih pada improvisasi. Menemukan apa gerakan yang memungkinkan, dan bisa dilakukan semua orang.

Ada empat prinsip utamanya. Pertama, sensasi. Lakukan gerak yang melahirkan sensasi. Caranya gerakkan satu bagian dari tubuh, dan beri perhatian lebih dengan benar-benar merasakan pengalaman saat melakukannya, itulah sensasi. Semua orang bisa melakukan ini meski dengan tempo atau ritme yang berbeda-beda.

Prinsip kedua adalah koneksi atau keterhubungan. Bahwa gerak adalah bahasa berkomunikasi.

Ketiga, prinsip waktu atau momen untuk bergerak. Gerak lambat atau cepat, atau berdiam. Masing-masing kita punya waktu atau momen yang berbeda.

Terakhir adalah prinsip desain gerak itu sendiri. Bagaimana setiap orang bisa melakukannya. Tak ada yang dibiarkan merasa sendirian. Setiap orang bisa terlibat.

DanceAbility sudah menggelar program pelatihan di 37 negara dengan telah melatih lebih dari 450 orang, baik yang normal ataupun cacat.

Hari itu, Alito Alessi datang ke Jakarta bersama Karen Daly, pelatih tari dengan satu kaki, dalam program pengenalan metode tarinya ke Asia yang didukung kedutaan AS. Selain Indonesia, dia akan berada di Mongolia dan Filipina.

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post