Pengaruh Jenis Kelamin pada Pilihan Makanan

LifeStyle - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/
Pengaruh Jenis Kelamin pada Pilihan Makanan
Apr 23rd 2013, 06:12

Kompas.com - Tanyakan pada para pria jenis makanan favorit mereka. Kebanyakan akan menjawab menyukai makanan berasa gurih seperti daging. Sedangkan kaum wanita tak jauh-jauh dari cokelat dan kue-kue manis.

Pengaruh jenis kelamin terhadap pilihan makanan sudah sejak lama menjadi pertanyaan para ilmuwan dan ahli gizi. Apakah wanita dan pria memang terprogram menyukai jenis makanan berbeda? Mengapa beberapa makanan cenderung maskulin (steak, burger, keripik), dan makanan feminin (yogurt, salad, kue-kue manis)?

Menurut Kim Terakes, penulis buku The Great Aussie Bloke's Cookbook, banyak pria merasa belum makan jika mereka belum menyantap protein dalam porsi besar. Sementara wanita sudah merasa cukup dengan sedikit karbohidrat atau salad di waktu makan.

Selain itu, kebanyakan orang menganggap pria memang makan lebih banyak daripada wanita karena fisik mereka juga lebih besar.

Para ahli nutrisi menyarankan asupan kalori lebih besar bagi pria. Namun jumlah energi harian yang harus kita penuhi dari makanan sebenarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari usia, tinggi badan, serta tingkat aktivitas.

Pilihan makanan seseorang banyak dipengaruhi oleh norma budaya, kebiasaan, serta faktor genetik. Mungkin faktor jenis kelamin juga berpengaruh besar.

"Jika dilihat dari indera pengecap, pria memang tak terlalu sensitif pada rasa pahit. Itu sebabnya mengapa mereka lebih menikmati bir dan makanan gurih. Sebaliknya dengan wanita yang lebih sensitif pada rasa pahit sehingga lebih suka sesuatu yang manis," kata Natoli.

Menurut Lauren William dari University of Newcatle School of Health Science, mengatakan sosialisasi adalah faktor utama yang menentukan apa yang kita sukai untuk makan.

"Budaya sosial telah menghasilkan kebiasaan makan bersama. Anak-anak melihat ayah mereka makan dalam porsi besar dan ibu lebih sering makan dalam porsi kecil," kata William.

Selain itu di banyak budaya, makan daging sering dikatikan dengan kekuatan dan maskulinitas.

"Pria meremehkan buah dan sayuran dan menganggap wanita mengasup makanan sehat itu karena ingin langsing. Pria lebih memilih daging karena ingin membangun otot," katanya.

Sebaliknya pada wanita makan adalah sesuatu yang rumit, dan rasa bersalah ikut berpengaruh.

"Wanita sering mempertanyakan makanan yang mereka pilih, sehingga mereka kerap merasa bersalah jika makan sesuatu yang berkalori tinggi. Sedangkan pria tak terlalu memikirkan konsekuensi dari apa yang mereka makan," kata Tracey Veivers, psikolog bidang sport.

Wanita selalu banyak berpikir tentang apa yang tersaji di piring mereka. Hal itu karena wanita dihujani banyak pesan tentang bagaimana seharusnya penampilan mereka dan cara untuk mendapatkannya.

"Dengan pesan dan tuntutan seperti itu, mustahil rasanya jika wanita tak memperhatikan informasi nutrisi dari makanan yang diasupnya," katanya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post