Pro-Kontra Undangan Nikah via Digital

Beranda - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Pro-Kontra Undangan Nikah via Digital
Apr 23rd 2013, 05:55

KOMPAS.com - Dengan perkembangan pesat media sosial, undangan nikah yang semula dalam bentuk cetak kini dikemas dalam format digital. Menariknya, mulai tumbuh layanan undangan pernikahan via online ini, seperti Paperless Post dan Evite.

Layanan undangan online seperti ini menawarkan harga lebih murah jika dibandingkan jika harus mencetak dan menyebarkan undangan sendiri. Layanan ini juga memungkinkan tamu mengonfirmasi kehadiran dan melakukan reservasi online.

Undangan pernikahan via digital lalu menjadi perdebatan sengit, ada yang pro, tapi ada juga yang kontra. Momen pernikahan yang semula dianggap sakral (termasuk atributnya, seperti undangan) kini dibuat lebih santai demi alasan kepraktisan.

"Kenyataan yang kita hadapi sekarang adalah kemajuan teknologi dan peralihan antara cetak dan digital. Meski beralih online, bukan serta-merta meninggalkan cara tatap muka," ungkap pendiri Paperless Post, James Hirschfeld.

Para peminat undangan via digital ini meningkat jika dibanding tahun lalu, dan itu turut mendorong naiknya pendapatan yang diterima Paperless Post. Layanan undangan online ini juga mulai dilirik untuk perayaan lain, selain pesta pernikahan. Mulai akhir tahun lalu, mereka pun menyediakan jasa pengiriman undangan cetak.

Di sisi lain, undangan nikah via online ditentang oleh wedding organizer yang menganggap pernikahan yang sifatnya sakral tidak semestinya digantikan oleh wujud file atau dokumen di komputer yang tak bisa disentuh. Hal ini diungkapkan salah satu wedding planner top di New York, Tammy Golson. 
Ia tegas menyatakan bahwa wujud undangan yang dicetak merupakan suatu bentuk keseriusan, dan bahwa pernikahan bukan sebuah pesta main-main. 

Pendapat serupa diungkapkan Mindy Weiss, seorang pelaksana event organizer di Beverly Hills. Menurutnya, masih banyak orang yang tidak punya akses komputer atau rajin membuka email. Lagipula, bagaimana dengan resiko jika undangan itu masuk ke spam email (tidak di kotak masuk).

Namun, aktris Julie Benz menyatakan dukungannya terhadap konsep undangan online ini. Ia tidak sependapat kalau undangan nikah digital dianggap suatu ketidakseriusan, dan mengakibatkan pesta pernikahan berkesan tidak penting. Ia juga tidak melihat adanya kemungkinan itu membuat orang enggan datang memenuhi undangan.

Kenyataannya, undangan nikah via digital justru membuktikan bahwa pasangan pengantin sangat modern, chic, mendukung gaya hidup ramah lingkungan (dengan tidak menghamburkan kertas), efisien, dan sekaligus bisa menghemat uang.

Mariko Fritz-Krockow, salah seorang yang pernah menggelar event dengan menggunakan undangan digital, mengaku mendapat pengalaman yang beragam. Sebagian tamu menyatakan tak masalah dengan undangan secara digital, sebagian lain tidak menyukainya. Termasuk ibunya sendiri, yang meski sudah sangat melek teknologi masih belum tahu kalau reservasi bisa dilakukan secara elektronik.

Jalan tengah kemudian diambil oleh pasangan baru yang berencana melangsungkan pernikahan. Mereka menyebar undangan online, dan kemudian sebagai pengingat mengirimkan lagi undangan versi cetak menjelang pesta pernikahan.

Natalie Alcala, salah satunya. Meski menyukai konsep undangan via online, ia menganggap tradisi mengirimkan undangan cetak juga menarik agar ada kenang-kenangan atau suvenir. Bagaimana dengan Anda, pro atau kontra terhadap undangan via digital ini?

Sumber: The Daily Mail

Editor :

Dini

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post