KOMPAS.com - Kecukupan asupan pangan dan gizi ternyata masih jadi mimpi untuk sejumlah anak di Nias, Sumatera Utara. Di salah satu desa, yakni Desa Banua Gea, kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara, terdata ada 101 anak yang mengidap gizi buruk ataupun gizi kurang, berusia 0 sampai 6 tahun.
Ada tiga penanda yang menjadi tolok ukur anak-anak ini, yakni berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan yang tumbuh tidak seperti anak normal.
"Karena asupan pangan yang kurang, anak-anak ini tidak bertumbuh sebagaimana mestinya. Jadi ada yang gizinya kurang, dan di tingkat lebih rendah lagi mereka terkena gizi buruk," papar dr Eka Arya, di sela-sela kunjungannya ke salah satu rumah di Desa Banua Gea, Nias, Sumatera Utara, Senin (13/5/2013) lalu.
Lebih memprihatinkan lagi, tidak hanya bermasalah dengan gizi kurang atau buruk, sejumlah anak juga membawa penyakit penyerta seperti anemia dan cacingan. Ini tak lain karena faktor kondisi rumah dan tidak terjaganya kebersihan makanan.
Anak-anak yang terkena masalah gizi di Desa Banua Gea ini lalu bergabung dalam program Tango Peduli Gizi (TPG) Anak Indonesia periode ketiga yang dijalankan dari 28 Maret sampai 29 Juni 2013. Program yang diusung yakni Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan penyuluhan gizi.
Dari catatan sementara, rata-rata berat badan anak-anak tersebut hanya 11,27 kilogram, tingginya 91,02 cm, serta lingkar lengan 14,9 cm. Angka ini termasuk kecil jika dibandingkan dengan anak-anak seusia mereka yang tumbuh dengan baik.
Sebagai penyokong program, turut dijalankan juga sejumlah program lainnya, seperti program kunjungan ke rumah (home visit), renovasi rumah, penyuluhan pendampingan usaha, serta perbaikan pusat kesehatan.
Dari dua periode Tango Peduli Gizi 2010-2011, dan 2011-2012, diketahui anak yang mengikuti program pemberian makanan tambahan mengalami dampak signifikan terhadap perkembangan gizi. Di antaranya terjadi kenaikan berat badan rata-rata setiap anak sebanyak 3 kg, naik tinggi badan rata-rata 10 cm, serta kenaikan lingkar lengan rata-rata sebesar 8 cm.
Selain itu, anak-anak yang tadinya kurang gizi juga menjadi lebih bersih, sehat, lebih ceria, dan kemampuan berkomunikasi mereka turut meningkat. Diharapkan anak-anak yang menjalani program di periode ketiga ini juga mengalami hal yang sama, bertumbuh lebih sehat dengan berat, tinggi badan dan lingkar lengannya juga ideal.
Editor :
Dini