KOMPAS.com - Sebanyak 37 bayi dilaporkan hilang di wilayah Jabodetabek usai dilahirkan sepanjang tahun 2012. Data dari Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) menyimpulkan, rumah bersalin dan puskesmas menjadi lokasi hilangnya bayi yang baru dilahirkan tersebut.
Bayi hilang bisa dikarenakan penculikan atau tertukar. Berbagai modus kerap digunakan untuk penculikan bayi. Salah satunya menyamar sebagai pegawai di instansi kesehatan terkait. Modus didukung tingkat pengamanan minimum di klinik, puskesmas, atau rumah bersalin.
"Lokasi kejadian hilangnya bayi umumnya tidak memiliki kamera pengintai, baik di jalan maupun kamar pasien. Tingkat keamanan juga minimum sehingga membebaskan pegawai keluar masuk area rumah sakit. Belum lagi yang menggunakan orang dalam," ujar Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Selasa (30/4/2013).
Keadaan ini, kata Arist, mempermudah para pelaku kriminal melakukan aksinya. Untuk mencegah bayi hilang, ia menyarankan pasien selalu didampingi keluarga, terutama suami. Sebelum memutuskan tempat untuk bersalin, sebaiknya pastikan siapa dan berapa orang yang akan menangani persalinan. Calon pasien dan keluarga harus tahu siapa nama dokter, perawat, atau pegawai lain yang kerap berhubungan dengannya.
Selanjutnya, pastikan lokasi persalinan memiliki tingkat kemanan yang memadai. Aris pun menyarankan untuk memastikan adanya kamera pengintai, baik di ruang penyimpanan bayi, pasien, ataupun area instansi kesehatan.
"Pastikan juga mereka memiliki tenaga sekuriti yang berkualitas, baik, dan memberikan kenyamanan," ujarnya.
Wajib didampingi suami
Terlepas dari tingkat pengamanan, Aris mengharuskan suami mengawal proses persalinan dan sebisa mungkin mendampingi istri. Hal ini untuk memastikan istri dan bayi mereka dalam kondisi baik.
"Selepas melahirkan suami harus tahu bagaimana bayinya, kemana bayinya pergi, dan siapa yang membawanya," kata Aris.
Hal senada dikatakan psikolog Dien Eryati. Menurutnya, kerjasama suami istri dibutuhkan untuk mencegah bayi diculik atau tertukar usai dilahirkan. Apalagi kondisi istri biasanya masih lemah usai melahirkan.
"Suami harus ikut semua proses melahirkan. Mengetahui bagaimana proses melahirkan akan menumbuhkan motivasi untuk menjaga bayi jangan sampai diculik atau tertukar," kata Dien.
Bila akan ditempatkan dalam ruangan khusus, Dien menyarankan suami mengikuti suster yang membawa bayi. Kegiatan ini memastikan keberadaan dan keamanan posisi bayi Suami juga wajib memperhatikan detail rupa dan tanda khusus pada bayi. Dien mengatakan, suami juga harus sesering mungkin melihat bayi dan memastikan keamanannya. Hal ini, untuk memastikan bayi tidak tertukar atau hilang selama di instansi bersalin.