Kompas.com - Indonesia menghadapi beban ganda penyakit, disatu sisi terjadi peningkatan jumlah penyakit tidak menular namun kematian akibat penyakit menular juga masih tinggi.
Dalam studi mengenai Beban Penyakit, Trauma dan Faktor Risiko di Indonesia tahun 2010 diketahui ada tiga besar penyakit penyebab kematian di Indonesia. Di urutan pertama adalah stroke, tuberkulosis, dan kecelakaan lalu lintas.
Christopher Murray, peneliti dari University of Washington, AS, mengatakan, kondisi tersebut menunjukkan Indonesia sedang menuju pada masa transisi dari negara berkembang ke negara maju.
"Dari pola penyakit, Indonesia pada transisi menuju negara maju dengan pendapatan per kapita lebih tinggi," katanya di Kementrian Kesehatan, Jakarta (30/3/13).
Pola penyakit negara maju adalah penyakit tidak menular seperti stroke, hipertesi, jantung, kanker, dan sebagainya. Sementara penyakit menular seperti tuberkulosis dan diare, lebih banyak terjadi di negara miskin.
Di lain pihak, menurut Murray, harapan hidup orang Indonesia terus meningkat sehingga populasi penduduk usia lanjut juga meningkat.
Sementara itu di wilayah Indonesia Timur masalah sanitasi dan kebersihan masih jadi persoalan.
Kurangnya edukasi terhadap kesehatan juga menyebabkan tingkat kepatuhan pasien pada pengobatan rendah. Selain itu banyak penyakit menular yang tidak dirawat dengan baik.
"Banyak pasien yang menganggap pengobatan tuberkulosis hanya butuh waktu 2-3 hari. Padahal pasien harus disiplin minum obat sampai 6 bulan," kata Prof.Agus Purwadianto, staf ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi.
Agus menambahkan pentingnya kebijakan kesehatan yang lebih spesifik pada suatu wilayah.
.png)
