KOMPAS.com - Anak perempuan biasanya suka bermain boneka Barbie karena bisa menggonta-ganti bajunya, dari gaun mini hingga gaun malam. Selain itu juga memadupadankan warna dan aksesori. Kini, main boneka Barbie makin seru karena tersedia baju yang menggunakan kain tradisional seperti tenun ikat.
Inilah yang terjadi ketika desainer Didiet Maulana lewat Ikat Indonesia bekerjasama dengan Mattel Inc., produsen Barbie. Baru-baru ini, dia mendapat kesempatan besar untuk mendandani boneka Barbie yang sudah kadung terkenal sebagai boneka cantik berskala internasional tersebut.
Langkah Didiet ini mengikuti sejumlah desainer dunia yang lebih dahulu mendandani Barbie, seperti Oscar de La Renta, Christian Dior, Givenchy, Armani, dan Karl Lagerfeld. Di tangan Didiet, boneka-boneka itu lalu mengenakan gaun yang terbuat dari padu padan tenun Sengkang Makassar dan Blongsong Palembang yang sangat khas Indonesia.
"Dengan tema Barbie Loves Indonesia, koleksi ini bisa turut mempopulerkan kain nusantara ke dunia internasional, dan sekaligus mendekatkan kain tradisional ke anak-anak generasi penerus Indonesia sendiri," tutur Didiet.
Koleksi yang dinamakan Barbie Special Designed by Ikat Indonesia itu turut diperagakan dalam peresmian Barbie Store Indonesia yang berlokasi di Mall Kelapa Gading 3, Jakarta Utara, akhir Mei lalu. Dalam peragaan busana, Didiet tidak hanya menghadirkan boneka Barbie dengan busana tenun, tapi turut membuat busana yang sama dalam ukuran besar dan dibawakan oleh sejumlah model.
Ada 12 koleksi baju Barbie yang dirilis Didiet. Semuanya didominasi warna cerah dengan siluet simpel, seksi, dan feminin yang direpresentasikan dalam busana yang kasual, gaun cocktail, dan gaun malam. Padu padan tenun dan ciri khas desain Didet menjadikan boneka-boneka itu tampil sangat khas Indonesia, meski masih berambut pirang.
Untuk busana kasual, Didiet merancang blus atau kaus dengan padu padan celana pendek dan panjang warna senada. Pada busana cocktail, ada mini dress atau padu padan blus dan rok yang menjadikan Barbie tampil lebih feminin.
Kain tenun Sengkang Makasar menjadi mencolok ketika dibuatkan gaun malam dengan rok yang mengembang. Begitu juga Blongsong asal Sumatera Selatan yang tampil melekat dengan padu padan warna yang cantik. Potongan di bagian dada yang rendah atau gaun tanpa lengan khas Barbie menjadi tampil beda ketika hadir lewat corak tenun yang khas. Sebagai penambah detail, ada manik-manik di bagian dada yang memberi kesan unik tersendiri.
Koleksi Barbie ini masih dalam pembuatan yang terbatas. Didiet mengungkapkan bahwa kolaborasi Barbie dengan desainer Indonesia baru pertama kali terjadi. Ia berharap koleksinya bisa masuk dalam koleksi Barbie dunia, sehingga pesan busana dan kain tradisional khas Indonesia juga bisa dilirik oleh publik internasional.
Editor :
Dini