KOMPAS.com - Demi menghargai adat istiadat dan nilai-nilai kesantunan yang berlaku di Indonesia, penyelenggara Miss World bersedia menghilangkan bikini sebagai salah satu pakaian yang perlu dikenakan dalam rangkaian acara. Malam final Miss World 2013 rencananya akan digelar di Bali pada 28 September mendatang.
Sebanyak 137 kontestan akan diminta mengenakan sarung pantai khas bali untuk mengganti bikini yang menjadi bagian sejarah dari kompetisi ini, demikian menurut Adjie S. Soeratmadjie dari RCTI, yang menjadi penyelenggara lokal dan pemegang hak siar Miss World 2013.
"Tidak akan ada bikini dalam ajang Miss World tahun ini untuk menghargai adat dan nilai-nilai tradisi kami," papar Adjie pada Associated Press. "Ini isu yang sensitif di Indonesia. Kami telah mendiskusikannya sejak tahun lalu, dan mereka (Organisasi Miss World, RED.) setuju."
Chairwoman dari Organisasi Miss World, Julia Morley, membenarkan bahwa tak satu pun dari para kontestan yang akan mengenakan bikini. Menurutnya, panitia dari Indonesia saat ini sedang merancang one-piece beachwear secara khusus untuk para kontestan. Kontes yang pertama digelar pada tahun 1950-an ini juga akan menggelar peragaan beachwear.
"Saya kira Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki budaya," ujar Morley. "Tapi kami bersedia bekerja dengan menghargai setiap negara, dan saya rasa ketika berkunjung ke suatu negara, tidak ada alasan untuk tidak berperilaku menghargai (tata cara tersebut)."
Miss World bukan satu-satunya kegiatan yang bersedia berkompromi dengan peraturan mengenai berbusana di Indonesia. Desember lalu, Jennifer Lopez menggelar konser di Jakarta dengan kostum yang dibuat tidak seseksi biasanya, dan konser tersebut tetap sukses.
Sebelumnya, berita mengenai penyelenggaraan Miss World di Indonesia memicu kontroversi. Beberapa pihak menyatakan penolakan untuk penyelenggaraannya di Indonesia. Para ulama dari Majelis Ulama Indonesia bersiap untuk mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menuntut pembatalan kontes kecantikan tersebut.
"Kontes itu hanya merupakan alasan untuk menunjukkan bagian tubuh wanita yang seharusnya tetap tertutup. Hal itu bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam," ungkap Mukri Aji, ulama dari MUI cabang Jawa Barat.
Sumber: Associated Press
Editor :
Dini