KOMPAS.com - Kesenjangan sosial dan ekonomi semakin kentara meski pembangunan terus berkembang. Butuh pribadi yang mau melayani dan peduli untuk mengatasi kesenjangan ini. Gerakan sosial Dayakan Indonesia menggandeng sejumlah tokoh inspiratif untuk mengajak sebanyak mungkin orang dengan berbagai keahliannya, membantu masyarakat berpenghasilan rendah.
Dengan bank BTPN sebagai inisiatornya, gerakan Dayakan Indonesia mendapatkan dukungan dari berbagai tokoh dan komunitas. Lewat gerakan ini, berbagai kesempatan bisa lahir terutama membantu masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraannya, hidup lebih sehat, selain mendapatkan akses terhadap pendidikan dan keuangan untuk usaha kecilnya.
"Ini merupakan gerakan sosial, sebagai langkah awal untuk mengajak siapa saja mulai peduli, melihat sekitar, punya keahlian dan bisa melakukan apa dengannya. Harapannya mereka yang berada di piramida teratas dalam hal penghasilan bisa turut memberdayakan masyarakat," ungkap Djemi SUhenda, Wakil Direktur Utama Bank BTPN saat peluncuran gerakan Dayakan Indonesia di Balai Sarwono Kemang, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Gerakan sosial ini ingin mempertemukan berbagai kalangan dengan keahliannya masing-masing, untuk bersinergi membuka kesempatan membantu masyarakat ekonomi lemah. Mengentaskan kemiskinan menjadi tujuan besarnya. Dengan begitu, gerakan sosial yang telah ada dan berjalan sendiri-sendiri bisa berkolaborasi membawa perubahan lebih besar.
Gerakan Dayakan Indonesia mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh dan komunitas inspiratif yang telah berbuat nyata memberdayakan masyarakat. Di antaranya pakar kuliner William Wongso, pemberdaya dan penggagas Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) yang aktif mengangkat citra masakan Indonesia di dalam dan luar negeri.
"Rendang Padang merupakan salah satu masakan Indonesia yang digemari di dunia," ungkap William kepada Kompas Female.
William tak sendiri mengenalkan masakan Indonesia. Ia memberdayakan potensi muda, seperti Ade Suherman atau Herman, chef profesional masakan Indonesia untuk mengolah masakan Indonesia menjadi hidangan yang memenuhi selera internasional. Memunculkan kebanggaan atas masakan Indonesia dan mendukung masakan Indonesia tanpa MSG yang berkarakter menjadi misi utamanya. Upaya ACMI pun membuahkan hasil. Undangan untuk menghadirkan masakan Indonesia di berbagai perhelatan internasional tak hentinya berdatangan. Herman mengaku dalam satu bulan ia bisa terbang empat kali ke luar negeri untuk mengolah masakan Indonesia sesuai permintaan. Lebih dari 20 negara sudah disambanginya untuk mengenalkan masakan Indonesia.
Selain William, pendiri Organisasi Asal Garut Muda (Asgar Muda) Goris Mustaqim juga hadir memberikan dukungan dan berbagi pengalamannya menjalankan program pemberdayaan. Setengah kecamatan di Garut telah tersentuh program pendidikan, wirausaha dan community development Asgar Muda. Bergabungnya Asgar Muda di gerakan Dayakan Indonesia menjadi salah satu cara untuk menyentuh kalangan berpunya untuk berkontribusi terhadap masyarakat.
"Ada dua cara meningkatkan kesejahteraan, pertama orang tak berdaya memobilisasi dirinya. Kedua, kelas menengah giving back, menjadi distributor kesejahteraan. Perlu pola pembangunan baru yang melibatkan partisipasi publik," ungkap pria yang aktif di Asgar Muda memberdayakan masyarakat lewat program beasiswa tingkat perguruan tinggi untuk anak berprestasi, pengembangan diri, juga layanan keuangan mikro.
Sementara Dr Michael Leksodimulyo, MBA, MKes punya kisah dan pengalaman berbeda. Pemberdaya kesehatan masyarakat ini terjun melayani masyarakat memerangi kemiskinan. Beragam aktivitas dilakukannya dengan skema menjemput bola menjalankan tekadnya melayani masyarakat tak mampu. Seperti pernikahan massal 5451 pasangan di Istora Senayan pada 2011 lalu, memberikan pelatihan kepada kaum ibu, juga pelatihan keterampilan menyiapkan tenaga kerja dari kalangan masyarakat ekonomi lemah.
Djemi mengatakan, program pemberdayaan semestinya multidimensi. Tak hanya keuangan tapi juga mencakup kesehatan hingga capacity building. "Gerakan ini mengajak semua pihak untuk berkolaborasi memerangi kemiskinan. Membangkitkan semangat, sehingga semakin banyak orang yang tergerak untuk peduli," ungkapnya.
Untuk langkah konkretnya, David Freddynanto, Kepala Program Daya Bank BTPN menyebutkan salah satu caranya adalah menerbitkan buku bekerja sama dengan Kompas Gramedia, berisi kisah inspiratif para pemberdaya. Selain ke depan akan diterbitkan modul kesehatan ibu anak juga modul sederhana untuk meningkatkan kualitas rumah makan tradisional bekerja sama dengan William Wongso.
"Berbagai informasi kegiatan bisa diakses di website, juga Facebook dan Twitter," lanjutnya.
Editor :
wawa