Kompas.com - Merokok sudah jelas merugikan kesehatan, tetapi seberapa merusak? Jawabannya sangat buruk karena perokok beresiko meninggal 10 tahun lebih cepat dibandingkan bukan perokok.
Mungkin kebanyakan perokok akan mengatakan bahwa hidup ada di tangan Tuhan. Para perokok juga kerap berkilah banyak pecandu rokok yang tetap hidup sampai tua tanpa terkena penyakit paru.
Tetapi data penelitian menunjukkan, rata-rata para perokok meninggal sekitar 10-12 tahun lebih cepat. Ini berarti usia harapan hidup perokok 10 persen lebih pendek.
Dua penelitian yang dimuat dalam New England Journal of Medicine menunjukkan dampak buruk rokok. Berdasarkan data dari National Cancer Institute (NCI), tembakau menjadi penyebab utama kematian penyakit yang bisa dicegah.
Usia harapan hidup perokok tiga kali lebih pendek dibanding bukan perokok, risikonya juga sama antara pria dan wanita. Perokok juga enam kali lebih mungkin menderita serangan jantung. Risikonya meningkat seiring dengan jumlah rokok yang mereka hisap.
Rokok juga menyebabkan 443.000 kematian setiap tahunnya, termasuk 49.000 kematian karena menjadi perokok pasif.
Para perokok pasif juga beresiko tinggi menderita penyakit paru obstruktif kronik. Kematian akibat kanker paru juga 90 persen disebabkan akibat kebiasaan merokok.
Beberapa penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, kanker paru, juga terkait erat dengan rokok. Beberapa jenis kanker juga dipicu oleh rokok.
Kesempatan seseorang yang merokok sejak usia muda untuk hidup sampai 80 tahun pada perokok hanya 35 persen, sementara pada bukan perokok mencapai 70 persen. Sayangnya, saat ini hampir 16 persen pelajar sudah merokok.