KOMPAS.com - Orangtua bisa memulai melatih empati pada anak usia 1-3 dengan mengajarkannya memahami perasaan orang lain, lewat enam trik ini.
1. Kenalkan aneka perasaan.
Empati adalah berbagi rasa. Menghibur orang yang sedih, berbagi kebahagiaan, menolong orang yang sedang berduka, dan sebagainya. Masalahnya, jangankan berbagi rasa dengan orang lain, memahami dan mendefenisikan perasaan dirinya saja ia belum tentu bisa. Karena itu, langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah mengenalkan padanya berbagai perasaan, baik perasaan senang, sedih, cemburu, marah, dan lainnya.
Cobalah defenisikan perasaan itu, "Kamu sedih ya karena mau ditinggal Mama bekera?" Setelah itu cobalah menghibur anak, "Biar kamu tidak sedih, sebelum berangkat kerja, kita main dulu ya."
Dengan cara ini, selain memberi defenisi perasaan sedih, orangtua mencoba memenuhi kebutuhan anak. Hal yang sama dapat orangtua lakukan saat anak marah, senang, dan lainnya. Dengan cara itu, anak diharapkan dapat mengetahui berbagai perasaan yang dialami. Bila itu sudah dikuasainya, kelak anak belajar memahami perasaan orang lain, sekaligus bagaimana bereaksi secara tepat pada perasaan tersebut.
Tanpa dikenalkan berbagai perasaan, anak sulit memahami atau menghargai orang lain, apalagi berempati. Sebab, sekali lagi, empati pada dasarnya adalah memahami rasa.
2. Menyayangi makhluk hidup.
Pengenalan konkret lainnya adalah membiasakan anak menyayangi makhluk hidup. Saat ada anak ayam tercebur di got misalnya, katakan pada anak, "Dek, kasihan ayamnya masuk got, yuk kita tolong". Biarkan anak melihat usaha Anda menolong dan mengeringkan tubuh atam yang basah kuyup tersebut dengan lap dan memberinya makan.
Jika di rumah memelihara kucing, Anda bisa melibatkan anak dalam perawatannya. Pilih kegiatan yang dapat dilakukan si kecil, memberi makan, membelainya, melarang menyakitinya, dan lainnya. Kegiatan ini mengandung nilai-nilai empati. Jika si kucing sakit, Anda bisa mengajak anak untuk membawa kucing tersebut ke dokter, sehingga ia tahu bahwa kucing pun perlu diperhatikan kesehatannya.
Hal yang sama bisa dilakukan saat memelihara tanaman. Libatkan anak saat menyiram atau menanam. Jelaskan, "Seperti kita, tanaman juga perlu makan dan minum sehingga harus disiram dan diberi pupuk". Anda juga bisa mengajarkan agar anak tidak merusak tanaman, "Kalau kamu cabut, tanaman itu akan mati, kasihan kan?"
3. Memberi contoh.
Anak usia 1-3 belajar dari contoh yang dilihat di keseharian, untuk itulah penting bagi orangtua menjadi panutan untuk anak. Saat pulang terlambat karena terjebak macet, katakan pada anak, "Maaf ya Mama pulang terlambat, Adek sampai harus menunggu lama". Ketika meminta sesuatu biasakan awali dengan kata "tolong" dan akhiri dengan kata "terima kasih". Lewat cara berkomunikasi seperti itu, anak akan terkondisikan untuk selalu mengapresiasi nilai positif.
4. Membacakan buku cerita.
Cerita adalah salah satu media efektif untuk mengenalkan empati. Cerita tentang tujuh kurcaci yang bahu membahu menolong Putri Salju atau kosah Bawang Putih yang begitu hormat dan menyayangi ibunya, dapat menstimulasi kemampuan empatinya.
Pilih buku cerita sesuai dengan usia, sehingga anak mudah mencernanya. Misalnya, buku yang didominasi oleh gambar dengan sedikit teks karena anak usia ini sangat senang melihat gambar. Berikan intonasi yang sesuai saat bercerita.
5. Bermain peran.
Anda juga bisa melatih empati anak lewat bermain peran. Buatlah skenario kecil-kecilan, kemudian tentukan peran masing-masing. Anda berperan sebagai dokter dan anak sebagai pasien.Dokter memeriksa dan memberikan obat kepada pasiennya. Tunjukkan keseriusan saat berperan, sehingga anak melihat kesungguhan orangtua. Kemudian cobalah berganti peran, Anda menjadi pasien dan anak menjadi dokter, sehingga anak bisa merasakan kedua peran tersebut. Anda juga bisa bermain peran lain seperti menjual makanan, bermain boneka, bertualang yang di dalamnya ada unsur tolong menolong, sehingga empati anak bisa meningkat.
6. Ajak ke panti asuhan.
Sesekali, ajaklah anak berkunjung ke tempat di mana banyak anak tidak seberuntung dia. Ke panti asuhan atau panti jompo misalnya. Ajak anak untuk memberikan sumbangan, misalnya dengan membawakan uang atau benda kecil yang mudah dibawa. Jelaskan kepentingan Anda datang ke tempat tersebut. "Kita harus membantu mereka, karena mereka tidak seberuntung kita. Yuk beri mereka pakaian atau mainan."
(Tabloid Nakita/Irfan Hasuki)
Editor :
wawa