KOMPAS.com - Minum minuman beralkohol secara bertanggung jawab masih menjadi isu besar di Indonesia. Responsible drinker masih minim, kesadaran untuk membangun kebiasaan mengukur kadar alkohol dalam darah (BAC atau blood alcohol content) setelah mengonsumsinya juga masih rendah, peraturan pengendalian konsumsi alkohol juga tak tegas, akibatnya berbagai masalah timbul. Utamanya kecelakaan di jalan raya akibat pengemudi yang memiliki kadar BAC tinggi.
Karenanya jangan asal coba-coba minum minuman beralkohol, jika tak punya pemahaman mengenainya. Apa yang perlu Anda ketahui soal minuman beralkohol, berikut di antaranya:
* Kopi, air, dan olahraga tidak menghilangkan alkohol. Jadi tak ada resep khusus yang bisa membantu Anda menghilangkan pengaruh alkohol setelah mengonsumsinya.
* Setiap gelas minuman beralkohol yang Anda tenggak, rata-rata menambah BAC sebanyak 0,20 g/L darah. Penambahan lebih cepat pada perempuan, anak, dan orang tua, juga ketika peminumnya memiliki masalah kesehatan, stres, dan mengonsumsi obat.
* Kadar alkohol dalam minuman berbeda jumlahnya. Pada satu gelas anggur terdapat 10cl alkohol, pada satu gelas cognac terkandung 3cl alkohol, satu gelas bir memiliki kandungan alkohol tertinggi yakni 25cl, sementara segelas whiski mengandung 3cl alkohol.
* BAC mencapai puncak sekitar 45 menit setelah gelas terakhir.
* Jika BAC Anda mencapai 0,5g alkohol per liter darah, risiko kecelakaan berlipat ganda.
* Pada BAC 0,8g, risiko menjadi 10 kali lipat.
* Di bawah pengaruh alkohol, jarak menjadi sulit diperkirakan, area visual menjadi lebih sempit, dan keadaan bahaya mudah disepelekan.
* Mengemudi sambil mabuk bisa mengakibatkan cedera, dan melukai keluarga dekat, teman bahkan orang lain secara fatal.
Sumber: Pernod Ricard Indonesia.
Editor :
wawa