KOMPAS.com - Depresi dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti trauma, sedih berkepanjangan, masalah keuangan, hingga tak memiliki pekerjaan. Namun ternyata tanpa mengalami hal-hal tersebut seseorang bisa juga mengalami depresi.
Faktanya, ada hal-hal yang mungkin tidak disadari yang ikut berkontribusi menyebabkan depresi. Simaklah hal-hal yang tak terduga penyebab depresi berikut.
1. Merokok
Merokok telah lama dikaitkan dengan depresi, meski belum jelas sebenarnya apa yang jadi penyebabnya, merokok menyebabkan depresi atau depresi menyebabkan orang cenderung untuk merokok.
Kendati demikian, zat yang ada dalam rokok nikotin diketahui dapat mempengaruhi aktivitas saraf dalam otak sehingga meningkatkan kadar dopamin dan serotonin yang berperan sebagai obat antidepresan. Risikonya jika tidak merokok, tubuh akan kekurangan dopamin dan serotonin yang mengakibatkan depresi. Inilah yang menjadikan rokok bersifat adiktif.
2. Penyakit tiroid
Saat tiroid, kelenjar berbentuk kupu-kupu di dalam leher, tidak menghasilkan cukup hormon tiroid (hipotiroidisme), maka seseorang bisa mengalami depresi. Hormon ini sejatinya memiliki banyak fungsi, namun salah satu fungsi utamanya yaitu sebagai penghantar rangsangan saraf dan mengatur kadar serotonin.
3. Kebiasaan kurang tidur
Tidur merupakan kebutuhan penting bukan hanya untuk menjauhkan tubuh dari peradangan, tapi juga dari depresi. Sebuah studi menemukan, orang sehat yang kurang tidur memiliki aktivitas otak lebih besar saat melihat gambar yang membuat kesal dibandingkan mereka yang tidak. Aktivitas otak yang besar saat kesal merupakan ciri dari orang yang depresi.
Direktur Center for Circadian Medicine dr Matthew Edlund mengatakan, jika tidak cukup tidur, maka otak tidak memiliki waktu untuk memperbaiki sel-sel otak yang rusak sehingga mengganggu kinerja otak. Kinerja otak merupakan salah satu faktor penyebab depresi.
4. Terlalu banyak menggunakan media sosial
Sejumlah studi menunjukkan, terlalu banyak menggunakan media sosial berhubungan dengan depresi, terutama pada remaja. Hal ini terjadi lantaran kurangnya interaksi antarmanusia dalam kehidupan nyata, dan cenderung untuk berpikir tidak realistis pada dunia.
5. Selesainya tayangan televisi atau film
Saat sesuatu yang penting berakhir, seperti renovasi rumah besar-besaran, film, bahkan tayangan televisi berakhir, orang cenderung untuk merasa depresi.
Menurut asisten profesor komunikasi di Ohio University Emily Moyer-Guse, orang bisa mengalami stres saat menonton tayangan karena merasakan ikatan yang kuat dalam peran yang dimainkan. Sehingga saat berakhir, mereka cenderung untuk merasa depresi.
6. Tempat tinggal
Studi menemukan, orang yang tinggal di kota memiliki tingkat stres 39 persen lebih tinggi daripada mereka yang tinggal di desa. Menurut sebuah studi, orang yang tinggal di kota memiliki aktivitas otak lebih tinggi lantaran stres yang dialami. Sehingga stres berkepanjangan akan menimbulkan depresi.
7. Terlalu banyak pilihan
Saat menghadapi banyak pilihan, orang mungkin saja mengalami depresi. Dari hal sederhana seperti makanan, memilih yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan dapat menjadi sangat melelahkan.
8. Kurang makan ikan
Kurang asupan asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam ikan salmon dan minyak sayur diketahui meningkatkan risiko depresi.
9. Obat-obatan
Depresi kadang merupakan efek samping dari penggunaan banyak obat-obatan, seperti obat insomnia, penurun kolestrol, dan beberapa obat lainnya.
10. Pil KB
Seperti obat-obatan, pil KB juga memiliki efek samping, salah satunya depresi. Meskipun efek ini tidak ada dalam setiap orang.