CIKARANG, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengharapkan pasar obat herbal di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring berkembangnya tren penggunaan obat alami di dunia. Sejalan dengan tren back to nature, penggunaan obat herbal secara global diprediksi mencapai 100 miliar dollar AS pada tahun 2015.
"Dengan perkembangan ini, diharapkan pasar obat herbal di Indonesia juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, walaupun masih kecil dibandingkan keseluruhan pasar global," ujarnya dalam acara Peresmian Fasilitas Industri Ekstrak Bahan Alam, Dexa Laboratories of Biomolecular Sciencis (DLBS), PT Dexa Medica, Selasa (20/8/2013) di Cikarang, Jawa Barat.
Menurut Nafsiah, Indonesia sangat berpotensi menjadi salah satu sumber industri bahan baku obat herbal. Hal ini karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Terlebih, imbuhnya, obat herbal tradisional di Indonesia sendiri sudah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat Indonesia.
Hasil riset di berbagai universitas di Indonesia menunjukkan, bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai obat atas kearifan lokal, terbukti ilmiah memiliki manfaat menyembuhkan penyakit.
Meskipun demikian, Nafsiah mengatakan, saat ini Indonesia masih mengimpor sekitar 60 persen bahan baku obatnya. Dan kebanyakan dari bahan baku obat tersebut berupa sintetik.
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang menambahkan, Kemenkes selalu memberikan bimbingan dan dukungan perkembangan industri farmasi di Indonesia. "Diharapkan perkembangannnya bisa mencapai lima persen pertahun," ujarnya.
Selain itu, lanjut Linda, industri farmasi di Indonesia seharusnya sudah harus mengembangkan industri bahan baku obat. Bukan lagi memproduksi obat jadi dengan bahan baku impor.