KOMPAS.com– Menghargai dan melestarikan keindahan kain batik tak harus melulu diwujudkan lewat sebuah pakaian atau kain yang tersimpan rapi di dalam lemari. Salah satunya dengan piranti wayang golek yang mengenakan kain batik tradisional Indonesia.
Benny Adrianto, salah satu perancang yang hampir selama empat tahun ini memusatkan diri pada busana batik yang digunakan pada wayang golek. Melalui figur wayang golek, menurutnya ia mampu menampilkan sisi lain dari cara menikmati kecantikan beragam kain batik tradisional dari Indonesia.
Bahkan, dalam mendesain baju pada wayang golek, ia bisa membutuhkan satu kain penuh guna menaruhkan tampilan nyata di wayang tersebut.
"Biasanya maksimal satu kain dipakai untuk tiga wayang golek. Tapi ada juga yang tergantung desain bisa menggunakan satu kain batik penuh untuk satu wayang golek," tuturnya saat berbincang dengan KompasFemale lewat sambungan telepon, Selasa (1/10/2013) semalam.
Aplikasi penggunaan kain batik pada wayang golek kreasi Benny ini tampil realistis. Dengan tinggi wayang kurang lebih 25 sentimeter, wayang digubah begitu artistik dengan kain-kain batik tradisional dari seluruh Indonesia, menyerupai tampilan seorang manusia berbalut kain batik.
"Batik yang dipakai beragam dari seluruh Indonesia. Hampir semua batik sudah saya coba, mulai dari batik modern sampai kain batik antik kuno. Jenisnya pun banyak, mulai dari batik cetak sampai batik tulis," imbuh pria yang memberi label "Djawa" untuk hasil karyanya itu.
Belum banyak orang yang terjun secara serius melestarikan kain batik dalam bentuk yang berbeda seperti yang dilakukan oleh Benny. Jadi tak heran jika pasar industri ini, telah membantu banyak pihak mensejahterakan industri kecil kreatif, sekaligus memperkenalkan kekayaan kain batik Indonesia lebih luas lagi. Karena, materi pembuatan untuk satu wayang golek, Benny bisa menggunakan dua sampai tiga kain batik yang berbeda, lalu ia campurkan sehingga menghasilkan busana tradisional yang unik.
Namun sayangnya, produk wayang golek "Djawa" ini baru dipasarkan pada pecinta seni di luar negeri. Dan dalam sendiri, menurut Benny , pemesanan baru sebatas perusahaan yang ingin memberikan souvenir pada tamunya melalui wayang golek.
"Untuk sejauh ini memang masih kalangan masyarakat luar yang aware sama wayang golek Djawa ini. Walau ada kerjasama juga sama coorporate. Saya berharap masyarakat Indonesia sendiri juga mau menikmatinya lebih lagi," paparnya.
Bagi Anda yang penasaran atau tertarik pada wayang golek karya Benny ini, bisa langsung mengunjungi Alun-alun Indonesia, Mal Grand Indonesia, dibanderol dengan harga mulai dari Rp. 1 juta hingga Rp. 15 juta.
Penulis :
K. Wahyu Utami
Editor :
D. Syafrina Syaaf