Pengetahuan dan sikap ibu tentang pemantauan status gizi pada anak balita di kelurahan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1998 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas Sumber Daya Manusia, serta kualitas kehidupan yang ditandai dengan meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, anak dan ibu melahirkan, meningkatnya kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Arahan tersebut menekankan bahwa salah satu faktor penentu kualitas Sumber Daya Manusia adalah gizi (Depkes, 2001).
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal mana merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pembangunan suatu bangsa (AlMatsier, S. 2003).
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya, upaya pembangunan manusia seutuhnya harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak manusia itu masih berada dalam kandungan dan masa balita. Oleh karna itu, orang tua harus memperhatikan hal-hal yang menunjang kecerdarasan, antara lain kecukupan gizi dalam makanan yang diberikan kepada anak sejak janin atau bayi, bila ingin anaknya cerdas. (Khomsan, A. 2003).
Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Pertumbuhan fisik sering dijadikan indikator untuk mengukur status gizi baik individu maupun populasi. Oleh karena itu, orang tua perlu menaruh perhatian pada aspek pertumbuhan anak bila ingin mengetahui keadaan gizi mereka. Orang tua sering tidak bisa berbuat apa-apa bila anaknya tidak mau makan. Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak. Nasihat yang paling baik adalah berikan makanan apa saja yang dimaui anak (Khomsan Ali, 2003).
Sementara orang tua terkadang tidak tahu mengapa anaknya yang sehat harus ditimbang setiap bulan. Oleh karena itu, pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat pengetahuan seseorang. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pemberian gizi yang baik, bagaimana menjadi kesehatan anaknya. Pendidikan ibu sangat berperan penting karena dapat berpengaruh terhadap perkembangan gizi anaknya, karena dengan mengetahui status gizi maka diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui pertambahan berat badan/gizi balita setiap bulan (almatsier,2003).
Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) 2003 yang dikutip oleh Departemen Kesehatan (DEPKES) 2004, dari sekitar 5 juta anak balita (27,5%) yang kekurangan gizi, lebih kurang 3,6 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang, dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%).
Status gizi balita di Propinsi Lampung yaitu gizi baik 84,99%, gizi lebih 1,46%, gizi kurang 11,43%, gizi buruk 1,12% (Profil Kesehatan Lampung, 2004).
Data prasurvei yang didapat oleh penulis di Dinas Kesehatan Kota Metro mengenai status gizi balita tahun 2005 adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Data Cakupan Status Gizi Balita Kota Metro 2005
No Nama Kecamatan / Kelurahan Jumlah Balita Diukur Jumlah Anak menurut Status Gizi Persen Status Gizi
Buruk Kurang Baik Lebih Buruk Kurang Baik Lebih
1 Metro Pusat 567 0 52 503 12 0 9,17 88,71 2,11
Yosomulyo
Metro 242
325 0
0 19
33 220
283 3
9 0
0 7,85
10,15 90,9
87,07 0,41
0,3
2 Metro Timur 587 5 43 532 7 0,17 0,17 0,17 0,17
Yosodadi
Tejo Agung 422
164 1
4 24
19 397
135 1
6 0,23
0,6 5,68
11,58 0,23
0,6 0,23
0,6
3 Metro Barat 435 1 52 371 11 0,22 11,95 85,28 2,52
Purwosari 435 1 52 371 11 0,22 11,95 85,28 2,52
4 Metro Utara 359 2 41 304 12 0,55 11,42 84,67 0,27
Purwoasri 359 2 41 304 12 0,55 11,42 84,67 0,27
5 Metro Selatan 120 0 9 107 4 0 7,5 89,06 0,83
Margodadi 120 0 9 107 4 0 7,5 89,06 0,83
Kota Metro 2068 8 197 1817 46 0,048 9,52 87,86 2,22
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Metro, 2005
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa cakupan status gizi balita Kota Metro. Dari jumlah balita yang telah diukur secara antropometri dengan jumlah 2068 balita yang termasuk kedalam status gizi buruk sebanyak 8 orang (0,048%), status gizi kurang 197 orang (9,52%), status gizi baik sebanyak 1817 orang (87,86%) dan gizi lebih 46 orang (2,22%).
Berdasarkan hal tersebut di atas dari lima Kecamatan Kota Metro, Kecamatan Metro Timur masih terdapat lima orang dengan status gizi buruk dan 43 orang dengan status gizi kurang. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap ibu tentang pemantauan status gizi pada anak balita di Kelurahan Tejoagung Wilayah Kerja Puskesmas Iringmulyo tahun 2006.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengetahuan dan sikap ibu tentang pemantauan status gizi pada anak balita di Kelurahan Tejoagung Wilayah Kerja Puskesmas Iringmulyo tahun 2006?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang pemantauan status gizi pada anak balita di Kelurahan Tejoagung Wilayah Kerja Puskesmas Iringmulyo tahun 2006.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang pemantauan status gizi pada anak balita di Kelurahan Tejoagung Wilayah Kerja Puskesmas Iringmulyo tahun 2006.
b. Diketahuinya sikap ibu tentang pemantauan status gizi pada anak balita di Kelurahan Tejoagung Wilayah Kerja Puskesmas Iringmulyo tahun 2006.

D. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang di teliti adalah sebagai berikut :
1. Sifat Penelitian : Studi Deskriptif
2. Obyek Penelitian : Pengetahuan dan sikap.
3. Subyek penelitian : Ibu-ibu yang mempunyai balita
4. Lokasi penelitian : Di Posyandu Tejoagung Wilayah Kerja Puskesmas Iringmulyo.
5. Waktu Penelitian : 8 Mei sampai 13 Mei 2006

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya evaluasi dan pemantauan tentang status gizi di Wilayah Kerja Puskesamas Iringmulyo.
2. Bagi Institusi Pendidikan Program Studi Kebidanan Metro
Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan mahasiswa di Poltekes Tanjung Karang Program Studi Kebidanan Metro.
3. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian yang lain atau serupa.

Next Post Previous Post