TEMPO Interaktif, Jakarta - Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan bakal meledak hingga mencapai angka 300 juta jiwa pada 2015. Angka ini akan muncul jika pengendalian penduduk tak berjalan baik.
"Sekarang ini sudah 237 juta hingga akhir tahun mungkin 241 juta jiwa. Jika tak berjalan sesuai rencana akan mencapai jumlah itu," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional DR Dr Sugiri Syarif, MPA dalam acara konferensi pers peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia, di Hotel Gran Melia Senin 26 September 2011.
Salah satu pengendalian jumlah penduduk ini dengan alat kontrasepsi. Diperkirakan angka rata-rata pengguna kontrasepsi modern sebanya 60 persen dari penduduk Indonesia. Targetnya pada tahun depan mencapai 62-63 persen. Dia mengatakan data Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2007 memperlihatkan pengetahuan laki-laki dan perempuan tentang alat kontrasepsi mencapai 98 persen.
Tetapi tentang metode alat kontrasepsi jangka panjang seperti tubektomi hanya 39 persen, vasektomi hanya 66 persen dan IUD 85 persen. Sedangkan pada orang muda, pengetahuannya sedikit lebih rendah yakni 93 persen pada pria muda dan 96 pada perempuan muda. Meski mengetahui tentang kontrasepsi tetapi sebagian dari mereka tak pernah mendiskusikan masalah seks kepada siapapun.
Angkanya 15 persen perempuan muda dan 29 persen pada laki-laki muda. Hasil survei lainnya juga mengatakan 71 persen perempuan muda dan 58 persen laki-laki muda pernah berdiskusi mengenai isu kesehatan reproduksi dengan kelompok sebayanya. Untuk menunjang program pengendalian penduduk ini, BKKBN menjalin kerjasama dengan organisasi DKT Indonesia. Dengan produk alat kontrasepsi
Andalan mereka menyediakan pilihan metode perencanaan kehamilan. "Harapan kami konsep One Stop Shop ini bisa memberikan pilihan KB yang berkualitas," ujar Country Director DKT Indonesia Todd Callahan. Dia memperkirakan dengan program Andalan ini bisa mencegah 6,3 juta kehamilan dan 12 ribu perempuan terselamatkan dari komplikasi persalinan.
Bersama Marie Stopes Internasional, mereka akan mengundang Dr Khazi Golam Rasul dari Bangladesh untuk mendongkrak sosialisasi penggunaan kontrasepsi jangka panjang. "Kami ingin berbagi pengalaman keberhasilan di Bangladesh dan semoga bisa ditiru di Indonesia," ujar Todd.
DIAN YULIASTUTI