KOMPAS.com - Sulit buang air besar atau konstipasi (sembelit) umum dialami ibu hamil (bumil). Kondisi ini terjadi karena perubahan hormon semasa hamil memengaruhi kerja organ, termasuk fungsi pencernaan yang cenderung melambat.
Penyebab sembelit pada bumil, usus memecah nutrisi dari makanan yang dicernanya sekecil apa pun untuk kebutuhan perkembangan janin. Selain itu, tubuh juga menyerap lebih banyak air, sehingga tinja yang dihasilkan lebih kering. Penyebab lain yang memicu dan memperburuk konstipasi, yaitu adanya pemberian suplemen zat besi dosis tinggi semasa hamil.
Sepanjang tak ada gejala penyakit lain, seperti pendarahan, sembelit tak perlu dikhawatirkan. Sembelit saat hamil bisa dicegah dan diatasi, berikut caranya:
1. Konsumsi serat setiap hari. Ibu hamil perlu memerhatikan zat gizi makanan yang dikonsumsinya agar selalu seimbang. Pastikan makanan alami kaya serat seperti yang terkandung pada sayur-sayuran dan buah-buahan menjadi santapan sehari-hari.
2. Banyak minum air putih. Minimal setiap hari ibu hamil minum air putih sebanyak delapan gelas. Ingat, saat hamil, tubuh menyerap banyak air, sehingga konsumsi air harus cukup, agar ibu tak mengalami dehidrasi. Selain itu, kecukupan air juga membantu memperlunak tinja, sehingga mudah dikeluarkan. Selain air putih, cairan juga bisa diperoleh dari makanan berkuah maupun jus buah. 3. Lakukan aktivitas fisik atau berolahraga teratur. Selain tubuh menjadi segar dan sehat, olahraga juga dapat meringankan konstipasi. Ibu hamil bisa melakukan jalan kaki atau berenang. Senam kegel juga dapat dilakukan untuk memperkuat otot dasar panggul, membantu mempermudah pengeluaran tinja, juga mempersiapkan ibu menghadapi persalinan.
4. Batasi konsumsi suplemen zat besi. Tentunya hal ini berlaku bagi ibu hamil yang memang sudah tercukupi kebutuhan zat besinya. Lebih baik ibu mengonsumsi suplemen vitamin C yang dapat membantu meringankan gejala konstipasi. Konsultasikan dengan dokter seputar pemilihan suplemen ini. 5. Jangan minum obat pencahar. Bila cara di atas sudah dilakukan tapi tak juga membantu, jangan asal mengonsumsi obat pencahar. Lebih baik konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan tepat. (Nakita/Dedeh)
Sent from Indosat BlackBerry powered by