TEMPO Interaktif, Jakarta - Vaksin yang biasa diberikan dalam imunisasi untuk membantu melindungi tubuh anak terhadap kuman yang berpotensi mengancam nyawanya. Inilah antara lain 9 jenis vaksin tersebut :
Vaksin Hepatitis B
Vaksin bayi atau vaksin anak hepatitis B ini melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menginfeksi hati. Bayi harus mendapatkan vaksin ini setelah lahir, lalu umur 1 sampai 2 bulan dan ketiga pada umur 6 sampai 18 bulan. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada bayi selama proses persalinan jika ibu terbukti terinfeksi. Efek : rasa sakit di lokasi suntikan atau demam ringan.
Vaksin DTaP
Vaksin yang memberikan perlindungan terjadap anak terhadap berbahaya berjenis difteri-kuman yang dapat membentuk selaput abu-abu atau hitam di tenggorokan, tetanus-infeksi yang dapat menyebabkan kejang otot sebegitu kuatnya hingga bisa mematahkan tulang, dan pertusis-penyakit menular yang menyebabkan penyakit parah, batuk tak terkendali (rejan). Diberikan ; 5 kali, Usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 sampai 18 bulan, dan 4 sampai 6 tahun. Penguat atau di booster pada usia 11 atau 12 dan kemudian setiap 10 tahun sekali.
Vaksin Virus Cacar Air
Ruam berair, berbekas dan terasa semakin gatal ketika digaruk ini merupakan penyakit cacar air. Cacar air disebabkan oleh virus varicella, yang biasanya terjadi pada manusia di segala umur. Varicella merupakan virus yang aktif, karena bisa menular ke orang lain setelah adanya kontak langsung dengan penderita. Virus ini bahkan banyak mengakibatkan kematian. Beberapa orang yang sudah pernah divaksin pun juga masih bisa terserang sebagai akibat ketidakmampuan tubuh untuk mendapatkan kekebalan dari vaksin yang sudah pernah masuk dalam tubuh itu. Diberikan: 2 kali, usia 12 sampai 15 bulan dan antara 4 hingga 6 tahun. Efek : rasa sakit di lokasi suntikan, demam, ruam ringan.
Vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib)/ Vaksin Meningitis
Haemophilus influenza tipe b adalah bakteri yang menyebabkan meningitis. Meningitis merupakan peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang sangat berbahaya untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun. Diberikan 2 kali, usia 2, 4, 6, dan 12 sampai 15 bulan. Efek : demam, bengkak, kemerahan di lokasi suntikan.
Vaksin Polio (IPV)
Polio adalah berita buruk, dan dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian. Diberikan 2 kali ; di usia 2 bulan, 4 bulan, antara 6 sampai 18 bulan, dan antara 4 dan 6 tahun.
Vaksin pneumococcal conjugate (PCV)
Vaksin ini, dikenal sebagai PCV13, melindungi terhadap 13 jenis Streptococcus pneumoniae, yang merupakan bakteri yang dapat menyebabkan segala macam kekacauan, termasuk meningitis, pneumonia, infeksi telinga, infeksi darah, dan bahkan kematian. Pemberian vaksin untuk melindungi anak-anak terhadap kuman yang dikenal secara kolektif sebagai bakteri pneumokokus. Diiberikan 4 kali, usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12-15 bulan. Efek : mengantuk, bengkak di tempat suntikan, demam ringan, dan mudah tersinggung.
Vaksin Influenza (flu)
Vaksin yang bertujuan untuk memberikan kekebalan bagi tubuh terhadap serangan virus influenza. Kebanyakan dari vaksin ini diberikan pada negara-negara dengan empat musim, tepatnya pada musim gugur. Karena influenza merupakan penyakit umum yang menyerang, maka pemberiaannya dilakukan terhadap anak umur 6 bulan atau lebih. Anak yang alergi telur tak harus diberikan vaksin ini. Efek : demam, nyeri serta kemerahan atau bengkak di tempat suntikan.
Vaksin Rotavirus (RV)
Rotavirus merupakan virus penyebab penyakit diare serta muntah-muntah bagi anak-anak. Untuk mencegah kemungkinan terburuknya, anak biasanya diberikan vaksin Rotavirus untuk melindungi dan melawan virus Rotavirus. Diberikan secara oral karena berbentuk cairan, usia anak usia 2 dan 4 bulan. Efek : muntah, diare ringan setelah proses vaksinasi.
Vaksin Hepatitis A
Anak-anak bisa mendapatkan penyakit hepatitis A dari berbagi makanan atau minuman dengan penderita atau dengan meletakkan makanan yang terkontaminasi atau benda di mulut mereka. Hepatitis A adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati, dan dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk demam, kelelahan, sakit kuning, dan kehilangan nafsu makan. Diberikan dua kali interval minimal 6 bulan, usia 12 sampai 23 bulan. Efek : rasa sakit di tempat suntikan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.
DIAN YULIASTUTI