Agar Masakan Nusantara Mendunia

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Agar Masakan Nusantara Mendunia
Sep 22nd 2011, 03:42

VIVAnews - Kita boleh bangga mendengar penobatan rendang dan nasi goreng sebagai makanan terlezat di dunia versi CNN. Namun, jangan terlena. Momentum ini harus menjadi senjata untuk memopulerkan ragam masakan nusantara lainnya.

Rendang dan nasi goreng hanya bagian dari kekayaan kuliner nusantara yang melimpah. "Menyenangkan mendengar rendang menjadi makanan yang paling disukai, tapi makanan dari daerah lain bagaimana?" ujar pakar budaya Prof Dr Edi Sedyawati usai seminar 'Mencermati Kuliner Nusantara sebagai Cerminan Kekayaan Budaya Bangsa' di Universitas Indonesia.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harus semakin gencar mengadakan acara-acara kuliner seperti festival atau bazar makanan Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri.

Tak hanya itu, kajian-kajian terkait kuliner, pengembangan bisnis di bidang boga, inovasi resep, usaha-usaha yang sinergis dari berbagai pihak, serta membudayakan masakan nusantara harus dilakukan untuk dapat bertahan di tengah 'gempuran' kuliner asing.

Mungkin tidak semua masyarakat Indonesia mengetahui seluruh masakan nusantara. Bahkan ada saja orang yang hanya mengetahui makanan-makanan ikonik dari kota-kota besar di Indonesia. Karena itulah, kajian-kajian dan identifikasi terkait kuliner di seluruh Indonesia penting dilakukan.

"Masakan Indonesia itu kaya, satu masakan saja bisa terdapat beberapa jenis berbeda di daerah lain. Karena itulah perlu adanya identifikasi dan klasifikasi makanan Indonesia. Ini penting untuk mempromosikannya," paparnya.

Selain sebagai langkah mempromosikan kuliner Indonesia, hal tersebut juga dinilai sebagai langkah awal untuk membudayakan masakan tradisional Indonesia. Di tengah gempuran restoran asing, semakin banyak anak muda Indonesia melupakan masakan tradisional Indonesia.

"Karena itu penting untuk mendidik dan memperkenalkan anak kita akan masakan Indonesia. Jangan sampai mereka tidak suka atau tidak tahu karena terlalu sering mengonsumsi masakan-masakan asing," ia menambahkan.

Namun sayang, kerumitan dalam memasak resep-resep masakan Indonesia menghalangi anak muda untuk belajar memasaknya. Mereka justru lebih senang memasak resep-resep praktis yang tidak menggunakan banyak bumbu.

Untuk mengatasi masalah ini, Edi Sedyawati mengatakan bahwa inovasi dalam resep makanan penting untuk dilakukan. Misalnya, dengan mengemas bumbu-bumbu agar mudah untuk diolah. "Mungkin nanti bumbu rendang bisa dibuat secara instan. Lalu dicampurkan ke dalam daging dengan porsi air tertentu. jadi dibuat sepraktis mungkin," ujarnya.

Tak hanya itu inovasi dalam penggunaan bahan makanan juga sama pentingnya. Melihat fakta bahwa semakin banyaknya bahan pangan impor yang masuk, memojokkan produk pangan Indonesia. Bahkan kampanye penggunaan produk pangan impor semakin gencar dilakukan.

"Lidah kita sekarang terjajah. Mereka berusaha mencapai lidah kita dengan menciptakan rasa-rasa yang familiar. Ini kapitalisme dalam makanan," ujar sejarawan JJ Rizal, ditemui dalam kesempatan yang sama.

Itu merujuk pada popularitas produk-produk yang tidak diproduksi di tanah air. Semakin banyak produk pangan impor yang menggantikan produk pangan dalam negeri sebagai bahan dasar pembuatan masakan tradisional. "Kenapa tidak menggantinya dengan singkong, ubi jalar, atau produk-produk lain yang dapat diproduksi di Indonesia," Edi Sedyawati menambahkan.

Menurutnya, harus ada gerakan sinergis yang dilakukan antara pemerintah, pembisnis, dan petani. Memang standar mutu produk pangan Indonesia masih menjadi penghalang. Tetapi, mempromosikan resep Indonesia yang menggunakan produk pangan dalam negeri bisa menjadi pilihan pintar untuk semakin mendorong mutu pangan.

Dan, ini menjadi tugas bangsa Indonesia selanjutnya. Selain mempromosikan seluruh kuliner, tetapi juga mempromosikan produk pangan Indonesia. (eh)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post