KOMPAS.com - Kuliner merupakan salah satu bahasa universal yang dikenal di seluruh dunia. Penerimaan masyarakat terhadap suatu jenis makanan tertentu lalu kerap memunculkan silang budaya dalam makanan. "Budaya makanan merupakan salah satu proses perjalanan makanan seiring berjalannya waktu," ungkap sejarawan JJ Rizal, saat diskusi "Kuliner Nusantara dan Kebudayaan" yang digelar di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Rabu (21/9/2011) lalu.
Sepiring makanan bukan hanya mengirimkan kelezatan rasa saja, melainkan mengungkapkan banyak simbol budaya. Sebut saja semur, yang selama ini dikenal sebagai makanan asli Indonesia. Hidangan ini ternyata merupakan hasil persilangan budaya Indonesia dan Eropa. Semur sendiri berasal dari kata berbahasa Belanda, smoor, yang artinya masakan daging yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Sedangkan kecap, yang digunakan sebagai penguat rasa manis pada semur, merupakan pengaruh dari bangsa Cina. Makanan ini kemudian diadaptasi dan disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia, sehingga menjadi semur.
Ada pula rendang, salah satu makanan asli Indonesia yang sebenarnya juga memiliki pengaruh Melayu yang kuat. Di daerah asalnya, Sumatera Barat, rendang memiliki filosofi sendiri, yaitu musyawarah. Makanan ini juga populer di Malaysia dan Singapura, dan biasanya disajikan oleh komunitas Melayu dalam perayaan-perayaan.
"Kue Lebaran, juga salah satu contoh makanan yang menjadi simbol multikulturalisme dari berbagai bangsa," tambah Rizal.
Dalam hidangan Lebaran, kue-kue kecil menjadi bagian yang tidak bisa dihilangkan. Namun, ternyata kue-kue yang biasa dijadikan sebagai kue Lebaran ini merupakan pengaruh dari sajian bangsa Eropa seperti ananastaart, kaastengels, dan botersprits. Di lidah orang Betawi, kue-kue ini disebut, nastar, kue keju, dan kue semprit.
Multikulturalisme dalam makanan ini, ternyata menjadi nilai tambah tersendiri bagi khazanah kekayaan kuliner Indonesia. Sayangnya, banyaknya persilangan budaya dalam makanan ini membuat makanan asli Indonesia kehilangan akar budaya aslinya.
"Ini yang tidak boleh dihilangkan. Dengan alasan apapun, keaslian budaya Indonesia tidak boleh dihilangkan, karena makanan itu salah satu identitas bangsa," tukasnya.
Baca juga: Semur, Hidangan Sarat Tradisi Saat Lebaran Semur, Aslinya dari Belanda Semur pun Punya "Status Sosial" Semur, Memenuhi Kerinduan akan Suasana Rumah
Sent from Indosat BlackBerry powered by