Hati-Hati dengan Bahasa Tubuh Saat Berkomunikasi

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Hati-Hati dengan Bahasa Tubuh Saat Berkomunikasi
Sep 10th 2011, 04:21

KOMPAS.com - Anak-anak membutuhkan bimbingan dan arahan dari orangtuanya. Hanya dengan komunikasi, kebutuhan anak ini bisa terpenuhi. Komunikasi akan membuahkan hasil yang baik, jika orangtua bisa menyampaikan maksud dengan kata-kata, suara, dan bahasa tubuh yang tepat.

Praktisi komunikasi, presenter, pendiri TALKinc dan ibu dua anak, Becky Tumewu menjelaskan dampak dari kata, suara, bahasa tubuh terhadap anak, jika tidak disampaikan dengan cara yang tepat.

"Komunikasi melalui kata-kata hanya memiliki dampak tujuh persen. Sedangkan suara berdampak 38 persen, dan bahasa tubuh punya dampak besar, 55 persen. Jadi hati-hati dengan bahasa tubuh Anda saat berkomunikasi dengan anak," kata Becky dalam talkshow parenting bagian dari program Daycare PT Unilever Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Saat berkomunikasi dengan anak, orangtua perlu memilih kata, menggunakan intonasi suara, bahkan menunjukkan bahasa tubuh yang tepat. Sebagai contoh, ketika anak berbuat kesalahan, dan ia mengutarakannya pada Anda sebagai orangtuanya, namun Anda menunjukkan sikap panik atau respons tak menyenangkan, anak bisa saja merasa tak nyaman. Pada akhirnya, anak takkan lagi mau terbuka untuk bercerita kepada Anda.

Bahasa tubuh Anda yang tidak tepat membuat anak sungkan untuk menjalin komunikasi dengan Anda. Begitu juga dengan intonasi suara. Saat Anda mengatakan tidak marah namun mengucapkannya dengan nada suara yang tinggi, komunikasi tak berjalan efektif kepada anak.

"Anak peniru ulung. Apa yang dilihatnya akan dilakukannya. Children see children do. Kalau orangtua bicara atau bertindak keras dan kasar, anak akan mengikutinya. Anak kemudian belajar, bahwa sikap kasar boleh dilakukannya kepada siapa saja, seperti orangtuanya yang melakukannya kepada orang lain. Orangtua adalah pahlawan bagi anak, meski anak-anak tak mengakuinya. Karenanya orangtua perlu berhati-hati dengan kata-kata, suara, apalagi bahasa tubuhnya," jelas ibu dari Tara (11) dan Kaila (8).

Terkadang, kata Becky, orangtua melakukan kesalahan. Tak sengaja bicara kasar di depan anak, atau menunjukkan bahasa tubuh yang tak layak di depan anak. Termasuk juga menggunakan intonasi suara yang keliru saat bicara dengan anak. Siapa pun bisa berbuat kesalahan. Karena itu di sinilah pentingnya peran komunikasi.

"Anak yang sulit meminta maaf saat melakukan kesalahan belajar dari orangtua yang gengsi minta maaf, termasuk kepada anaknya, saat melakukan kesalahan. Meminta maaf dan memberikan penjelasan bisa menjadi salah satu bentuk komunikasi dan pembelajaran bagi anak. Komunikasi bukan sekadar mengungkapkan pendapat, ide, gagasan, namun juga bentuk pengajaran di usia dini pada anak," kata perempuan kelahiran 27 Mei 1970 ini.

Bentuk komunikasi bisa dilakukan sejak dini, kapan saja dan di mana saja kepada anak. Mulai dengan mengobrol berdua mengenai berbagai hal. Termasuk juga membahas lagu atau film kesukaan anak. Bukan sekadar obrolan, namun juga bentuk pembelajaran anak mengenai perilaku, bahkan hingga pendidikan moral.

"Tara menyukai sebuah lagu, namun ia bilang ada kata kasar di lirik lagu tersebut. Setelah saya tahu, ternyata satu kata itu bukan bermaksud kasar namun hanya bentuk penegasan. Setelah diberikan penjelasan, Tara bisa memahami maksudnya, cukup dengan membuang kata itu saat menyanyikan lagu, ia tetap bisa menikmati lagu kesukaannya. Yang terpenting bagi anak adalah pendampingan orangtua, dan orangtua tak segan memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan anak," lanjutnya.

Karena orangtua adalah pahlawan bagi anak-anak, setiap hal kecil yang Anda lakukan menjadi teladan baginya. Jika sikap terbuka, kemauan mendengarkan, berbicara dengan suara yang membuat anak nyaman, serta bahasa tubuh yang menenangkan, menjadi kebiasaan harian, anak-anak belajar menyontoh darinya. Apalagi jika orangtua memberikan contoh positif melalui kata-kata, intonasi suara, dan bahasa tubuh yang tepat saat berkomunikasi.

"Setiap anak unik dan berbeda. Setiap orangtua juga memiliki gaya pengasuhan yang tak sama, karena perbedaan kebutuhan anak-anak yang memang berbeda. Gaya komunikasi saya dengan orangtua lain boleh jadi berbeda. Namun yang terpenting adalah memastikan di rumah selalu ada komunikasi antara orangtua dan anak, dalam hal apa pun," tandas Becky.

Sent from Indosat BlackBerry powered by

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post