TEMPO Interaktif, Sebagian orang memilih untuk curhat mengenai masalah yang tengah dihadapi kepada sahabatnya ketimbang orang tua atau yang lainnya. Setelah itu, mereka pun merasa bebannya berkurang.
Ternyata, kehadiran sahabat memang bisa menurunkan tingkat stres. Setidaknya, hal itu terungkap dari penelitian terhadap sejumlah anak.
Penelitian tersebut melibatkan seratus orang anak berusia 10 hingga 12 tahun. Selama empat hari sekolah, mereka diminta mengisi buku harian lima kali dalam sehari. Mereka diminta mengungkapkan perasaan mereka tentang apa yang mereka alami dalam 20 menit terakhir.
Mereka juga ditanya apakah mereka sendirian atau bersama orang tua, saudara, sahabat, pacar, teman sekelas, orang asing, guru atau sejumlah orang lainnya. Sampel air liur anak-anak pun diambil untuk mengukur cortisol, hormon stres, mereka.
Peneliti menemukan kehadiran sahabat bisa menahan efek fisik dari pengalaman negatif, sehingga sang anak memproduksi sedikit cortisol. Ketika tidak ada teman baik saat stres melanda, kadar cortisol bisa meningkat.
"Salah satu hal menarik dari penemuan ini adalah tidak semua teman (bisa mengurangi stres), tapi teman baik," ujar Ryan Adams, penulis penelitian dan asisten profesor spesialis anak di Cincinnati Children's Hospital Medical Centre, Amerika Serikat, seperti dilansir Daily Mail, Sabtu, 24 September 2011.
Dr Karen Majors, psikolog pendidikan di Barking and Dagenham Community Educational Psychology Service, mengatakan, "Teman dekat seorang anak dapat menjadi masalah dan menyesatkan mereka, tetapi mereka juga bisa menjadi sangat positif dan mendukung".
Walaupun penelitian ini hanya dilakukan terhadap anak-anak, namun para ahli mengatakan penemuan ini kemungkinan berlaku juga untuk orang dewasa.
DAILY MAIL| LIS Y