Selasa, 27 September 2011, 02:08 WIB
Mutia Nugraheni, Febry Abbdinnah
Ilustrasi selingkuh (inmagine)
VIVAnews - Mana yang lebih parah menurut Anda, berselingkuh secara fisik atau emosi? Menurut sebuah penelitian terbaru, jawabannya tergantung pada gender Anda.
Kecenderunganya, jika salah satu pasangan memergoki pasangannya berselingkuh, pria akan menginterogasi pasangannya dengan pertanyaan 'apakah kamu melakukan hubungan seksual dengannya?'. Sedangkan, wanita akan bertanya 'apakah kamu jatuh cinta dengannya?'.
Kesimpulan tersebut didapat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Barry Kuhle, asisten profesor psikologi di Universitas Scranton, dan mahasiswanya. Mereka mengamati tingkah polah seseorang ketika mengetahui perselingkuhan pasangannya pada reality show televisi, Cheaters.
Dari 75 perselingkuhan, 57 persen pria dan 29 persen wanita cenderung bertanya perihal perselingkuhan yang dibumbui hubungan seks. Sedangkan, 71 persen wanita dan 43 persen pria cenderung bertanya perihal perasaan cinta dalam perselingkuhan tersebut.
Kuhle percaya bahwa perbedaan pemikiran antara pria dan wanita menanggapi masalah perselingkuhan sangat erat hubungannya dengan evolusi biologis. "Pria modern telah mewarisi sebuah pemahaman yang berkembang sejak lama, yang tak pernah bisa seratus persen yakin bahwa seorang anak memang benar-benar anak mereka," ujarnya, dikutip dari Your Tango.
Sedangkan, menurutnya, wanita terdahulu lebih terancam jika pasangannya membentuk ikatan emosional dengan wanita lain. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya pada 2009 yang dipublikasi pada Evolutionary Psychology di Kanada.
Peneliti menemukan bahwa pria Kanada cenderung merasa bersalah saat berselingkuh secara seksual dengan wanita lain. Sedangkan, wanita akan merasa bersalah saat berselingkuh dengan melibatkan perasaan. Psikolog dari Penn State Clinical, Kenneth Levy dan Kristen Kelley juga menemukan bahwa pria cenderung lebih terganggu oleh seks, dibandingkan dengan wanita yang terganggu oleh ikatan emosional.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }