KOMPAS.com - Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) Daerah 2011 bergulir sejak Mei lalu. Pada 9-11 September 2011, giliran Kalimantan memilih sosok Puteri mewakili tiga provinsi, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Tiga Puteri Borneo pun terpilih untuk mengikuti karantina dan seleksi nasional di Jakarta, Oktober mendatang. Puteri Borneo ini pantang menyerah, bersemangat, gigih, dan berani menantang diri untuk meraih mimpi.
Gigih, fokus, dan konsisten Kegigihan dan sikap pantang menyerah ditunjukkan Asri Silva Shorea (21), Puteri Kalimantan Timur 2011. Untuk ketiga kalinya, perempuan dengan titel sarjana muda kedokteran ini mengikuti ajang PPI. Gelar Puteri Indonesia, atau setidaknya masuk dalam seleksi nasional Puteri Indonesia di Jakarta, menjadi mimpi Asri yang konsisten dipertahankannya.
"Rasanya seperti melepas beban yang berat. Saya lebih percaya diri mengikuti seleksi nasional Puteri Indonesia di Jakarta," tutur Asri kepada Kompas Female, seusai menerima gelar Puteri Indonesia Kalimantan Timur 2011, di malam final PPID Kalimantan, di Ballroom Hotel Le Grandeur, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (10/9/2011) lalu.
Mahkota Puteri Indonesia Kalimantan Timur 2011 disematkan oleh peraih Runner Up II Puteri Indonesia Kalimantan Timur 2010, Putri Yosica. Putri pernah berdiri satu panggung dengan Asri di ajang PPI Kalimantan 2010 lalu. Asri meraih gelar Runner Up I di ajang PPI Kalimantan 2010. Prestasi ini rupanya memicu Asri untuk kembali menunjukkan potensi diri, dengan pribadi yang lebih matang, di ajang PPI 2011 ini.
"Saya tidak bisa menentukan siapa yang berhak menjadi pemenang. Namun semua perempuan cantik yang menjadi finalis, membuktikan dirinya mampu mengalahkan rasa takut untuk mengikuti pemilihan," jawab Asri atas pertanyaan juri, di malam final, mengenai siapa yang layak meraih gelar Puteri Indonesia Kalimantan 2011.
Kemampuan untuk mengalahkan rasa takut juga dimiliki perempuan kelahiran Balikpapan, 13 Desember 1989 ini. Meski berpengalaman mengikuti pemilihan, peluang menang terbuka bagi siapa saja. Setiap kontestan memiliki kelebihan masing-masing. Dokter muda yang sedang menjalani pendidikan profesi ini tak gentar kembali tampil di PPID 2011. Asri pun pulang membawa kemenangan. Menang mengalahkan ketakutan dalam diri, berani menantang diri untuk selalu mengejar mimpinya, menuju Jakarta berkompetisi meraih gelar Puteri Indonesia 2011.
Berani menantang diri Neny Khurnaini Irianty (24) tak menyangka bisa meraih gelar Puteri Indonesia Kalimantan Tengah 2011. Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini tak hentinya menampilkan senyum merekah saat Aelyn Halim, Puteri Indonesia Kalimantan Tengah 2010 menyematkan mahkota kepadanya.
"Saya kaget saat terpilih, karena ini pertamakalinya saya mengikuti pemilihan. Sebelumnya saya tidak pernah mengikuti pemilihan apa pun. Dukungan orangtua lah yang membuat saya berani tampil," kata Neny yang bersiap menuju Jakarta mengikuti seleksi nasional Puteri Indonesia. "Saya akan izin meninggalkan pekerjaan untuk mengikuti karantina nasional. Menyiapkan mental, dan terutama melatih kemampuan public speaking. Public speaking penting, karena saya masih grogi tampil bicara di depan orang banyak, meski sebenarnya saya tahu apa yang ingin saya sampaikan. Seperti saya bilang, ini pertamakalinya saya ikut pemilihan," lanjut Neny.
Meski tak berpengalaman, kualitas pribadi dan keberanian tampil juga kemauan menantang diri sendiri untuk mengembangkan potensi, dimiliki sosok perempuan asal Palangkaraya ini. Fokus pada kelebihan Gelar Puteri Indonesia Kalimantan Selatan 2011 diraih Ninggar Ayu Neswari (19). Mahkota diserahkan Puteri Kalimantan Selatan 2010 Wenty Widiyar Pratami kepada Ninggar, yang menyisihkan dua kontestan lainnya dari Banjarmasin.
Perempuan Borneo pandai menari, sebagai bentuk pelestarian dan penghargaan atas tarian tradisional. Menari menjadi pilihan mayoritas kontestan PPID Kalimantan 2011 di Borneo Pub, Hotel Le Grandeur, Balikpapan, Jumat (9/9/2011) lalu. Ninggar yang mewakili Kalimatan Selatan juga menunjukkan kebolehannya menari. "Bakat menari menjadi kelebihan asli dari Banjar," akunya.
Tarian tradisional dari Kalimantan memang selalu memukau. Tahun lalu Aelyn Halim juga sukses meraih gelar Puteri Berbakat di ajang PPI 2010 berkat tarian khas Dayak yang diperagakan penuh semangat dan berani.
Kebolehan menari menjadi andalan bagi Ninggar untuk berkompetisi di seleksi nasional PPI 2011. Selain tentunya, mengasah kepribadian menjadi lebih matang juga diperlukan untuk meraih gelar Puteri Indonesia. Ninggar percaya, dengan fokus pada kelebihan dan kemauan mengasah diri, perempuan mana pun bisa berhasil memenangkan kompetisi.
"Saya juga akan belajar public speaking untuk menyiapkan diri ke seleksi nasional di Jakarta nanti," tutur Ninggar yang ingin mengenalkan tradisi menari di Banjar melalui Pemilihan Puteri Indonesia.
Sent from Indosat BlackBerry powered by