KOMPAS.com - Berwirausaha belum menjadi pilihan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar 0,24 persen dari jumlah penduduk di Indonesia sekitar 238 juta jiwa, kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan.
Data ini menunjukkan, wirausaha masih perlu digerakkan. Tak pelak, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berusaha meningkatkan minat berwirausaha dengan meluncurkan Gerakan Entrepreneur Indonesia pada 2 Februari 2011 lalu.
Di tengah kondisi ini, tak sedikit anak muda yang justru berani mengambil celah dan peluang berwirausaha. Keberanian ini tentu tak datang dengan sendirinya. Kepercayaan dan dukungan orangtua punya andil terhadap pilihan anak, untuk menentukan masa depannya, mengejar mimpi yang diyakininya bisa memberikan kesuksesan.
Perancang kebaya ternama asal Semarang, Jawa Tengah, Anne Avantie sebagai orangtua, berhasil memberikan kepercayaan ini. Dua dari tiga anaknya, memilih fokus menggeluti pendidikan profesi, dan berwirausaha dengan pilihannya masing-masing, di usia belia.
"Intan, anak pertama saya memilih sekolah fashion dan menggeluti bisnis fashion, sebagai desainer. Sedangkan Ernest, anak kedua saya, memilih berhenti sekolah umum, dan melanjutkan sekolah memasak untuk menjadi chef, seperti yang selalu diinginkannya. Kini Ernest mengelola restoran sendiri, mengambil nama saya, Avantie Can Cook," tutur Anne di sela pengumuman penghargaan Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2011, dengan Anne Avantie sebagai salah satu pemenangnya, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bagi Anne, tak mudah menjadi orangtua dengan anak yang memutuskan berwirausaha di usia belia. Selain belum memiliki pengalaman, anak-anak belum matang dari segi usia. Meski begitu, bagi Anne, tugas orangtua adalah membimbing, menuntun dan yang terpenting memberikan kepercayaan penuh kepada anak untuk memilih jalannya.
"Saya berikan kepercayaan total kepada anak-anak. Saya yakin Intan dan Ernest memiliki modal. Soal hasil, adalah hak Tuhan yang menentukan, bukan saya. Tak ada yang salah untuk bertumbuh besar. Tugas saya adalah memantau mereka supaya tidak lepas stir, supaya tetap hidup meski gugur di tengah jalan. Tidak mudah memang menjalaninya, sebagai ibu dari dua anak yang memutuskan berwirausaha sebelum lulus SMA," tutur Anne menyebutkan Intan Avantie (26) kini sukses mengelola butik miliknya, Intan Avantie, dan Ernest Christoga Susilo (20) dengan restoran miliknya serta kegiatan mengajar memasaknya.
Siap menjadi teladan Memiliki anak yang berwirausaha di usia belia bukan pekerjaan mudah bagi orangtua. Anne yang terus bertumbuh sebagai generasi kedua di bidang fashion, harus berhadapan dengan anak-anak yang belajar mandiri berwirausaha.
"Saya, sebagai ibu yang juga berwirausaha harus meneladankan diri. Orangtua harus siap. Karena sekarang jadi ada banyak pemimpin. Ibu dan anak menjadi pemimpin, masing-masing punya argumen. Apalagi dengan dua anak yang masih memiliki level emosi dan ego yang tinggi. Karenanya komunikasi harus dijalankan dengan baik. Kalau marah, sampaikan dengan baik, intelek, dan orangtua harus menempatkan diri sebagai teladan. Berusaha berkata baik untuk memberikan kedamaian," jelas ibu tiga anak ini.
Sebagai orangtua, menurut Anne, kewaspadaan perlu dijaga 24 jam. Sewaktu-waktu ada hal yang akan merubah hidup anak. Dan orangtua tak boleh kecolongan. Orangtua harus selalu siap. Siap memberikan dukungan dan arahan, sekaligus juga terus mengawasi. "Lepas kepala, kaki dipegang," kata Anne menganalogikan bagaimana ia selalu waspada dengan pilihan anak-anaknya, yang memutuskan berbisnis mandiri.
Memicu diri untuk mandiri Pilihan Ernest untuk menjadi chef dan membangun restoran di usia belia, mulai menggebu di usia 17. Satu tahun mengamati karyawan yang bekerja untuk perusahaan ibunya, Ernest terpicu untuk hidup mandiri.
"Saya melihat sendiri bagaimana para karyawan, orang dewasa ini berpikir mencari uang. Saya membandingkan dengan diri sendiri. Saya masih muda, kesempatan masih panjang, saya juga bisa mandiri. Saya belajar dari mereka bagaimana mengatur uang, menggunakan uang dengan bijak," jelas Ernest.
Semangat inilah yang memicu Ernest untuk memelajari bisnis restoran melalui buku dan internet. Memiliki ibu seorang pengusaha sukses, Ernest juga mengaku belajar berbisnis dari ibunya, Anne Avantie.
"Saya juga dilibatkan di usaha ibu sejak kecil. Jadi saya belajar budaya bisnis dari Bunda, tanpa teori," kata Ernest yang juga sering diundang mengajar memasak secara privat oleh berbagai instansi dan perusahaan besar, yang percaya pada kemampuan dirinya. "Saya juga ingin berguna bagi orang lain. Saya ingin berbagi ilmu kepada orang lain yang membutuhan," tandasnya.
Baca juga: Agar Anak Sukses Orangtua Perlu Siap Mental Tak Ada Batasan untuk Perempuan Berwirausaha
Sent from Indosat BlackBerry powered by