TEMPO Interaktif - Temuan terbaru menunjukkan bahwa kanker terjadi akibat virus sehingga memberikan harapan baru bagi penyembuhannya. Kabar terbaru mengenai penyebab penyakit kanker. Ternyata, 40 persen dari penyakit kanker--termasuk di antaranya tumor otak dan leukimia–-disebabkan oleh virus.
Jika pernyataan para ahli ini terbukti benar dalam beberapa tes lanjutan, maka penyembuhan dengan cara vaksinasi bisa memberikan harapan baru.
Klaim bahwa beberapa jenis kanker disebabkan oleh virus diungkapkan setelah para peneliti menemukan virus yang terdapat pada beberapa jenis kanker yang sebelumnya tidak pernah diduga mempunyai hubungan dengan infeksi penyebab kanker. Setiap tahun, di Inggris, lebih dari 300 ribu orang didiagnosis terkena kanker dan separuhnya meninggal karena penyakit tersebut.
Beberapa virus memang sudah diketahui sejak lama menjadi penyebab terjadinya kanker. Namun, kasus tersebut diduga hanya 10 atau 20 persen saja. Virus yang selama ini dikenal luas terkait kanker adalah virus hepatitis B dan C yang bisa menyebabkan terjadinya kanker hati dan human papilloma virus (HPV) yang dapat memicu terjadinya kanker serviks.
Pekan lalu, para ilmuwan dari the Karolinska Institute di Swedia, menemukan hubungan antara virus dengan medulloblastoma, bentuk paling umum dari tumor otak anak. Temuan ini merupakan lanjutan dari temuan dua tahun sebelumnya, yakni Merkel cell carcinoma, jenis kanker kulit yang agresif yang sering diikuti dengan infeksi oleh polyomavirus yang umum ditemukan pada binatang dan bisa menyebar ke manusia.
Harald zur Hausen, peraih Nobel, yang menemukan hubungan antara kanker serviks dengan HPV pada tahun 1980-an, memperkirakan akan ditemukan lebih banyak lagi kasus hubungan antara virus dengan kanker. Di antara yang mungkin ditemukan, kata dia, adalah virus yang herhubungan dengan kanker kulit, payudara, paru-paru dan usus.
Namun, para ilmuwan mengingatkan, dibutuhkan waktu yang lama dan investasi yang sangat besar sebelum vaksin untuk melawan kanker ini bisa diperoleh.
Alan Rickinson, profesor peneliti kanker di Birmingham University mengatakan, "Jika kita dapat memahami bagaimana virus-virus ini bekerja, kita bisa mencegah orang terinfeksi, bahkan bisa diupayakan untuk menciptakan terapi yang memanfaatkan sistem kekebalan dari tubuh pasien itu sendiri dalam menghancurkan sel yang terinfeksi kanker."
Prosesnya sendiri masih menjadi pertanyaan di kalangan para ahli. Pasalnya, virus-virus tersebut bekerja dengan menyerbu sel-sel dan membuat sel-sel justru memproduksi lebih banyak virus. Namun, proses ini kemudian membunuh sel-sel itu sendiri yang berarti sel tersebut tidak berkembang menjadi kanker. Salah satu teori berkenaan dengan proses ini adalah, virus-virus yang menyebabkan kanker tetap tersembunyi di dalam sel tubuh selama bertahun-tahun, untuk mencegah sel dari mutasi.
DAILY MAIL I ARBA'IYAH SATRIANI