TEMPO Interaktif, Jakarta - Bisnis kecantikan bukan lagi bisnis sembarang. Bisnis yang satu ini cukup menjanjikan, sehingga semakin banyak orang meningkatkan keterampilan dan terjun di dalamnya. "Industri ini sudah menciptakan lapangan kerja dan menyejahterakan," ujar Direktur Martha Tilaar Galery, Wulan Tilaar Widarto, saat peresmian gedung baru Puspita Martha International Beauty School di Kawasan Menteng, Selasa 4 Oktober 2011. Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumelar hadir dalam peresmian sekolah kecantikan ini.
Penghargaan terhadap profesi di bidang kecantikan, kata Wulan, juga sudah jauh berbeda dibanding 30-40 tahun lalu. Awalnya mereka yang menekuni bisnis ini adalah para penganggur, anak putus sekolah, atau ibu-ibu rumah tangga. Tetapi sekarang para lulusan sarjana, siswa SMK, dan mereka yang sudah mempunyai profesi seperti dokter atau eksekutif pun ikut terjun di bisnis ini.
Puspita Martha International Beauty School bermula dari tempat kursus kecantikan sejak 1970-an. Kini berkembang menjadi sekolah internasional.
Presiden Direktur Martha Tilaar Gallery, Bernard T. Widjaja, menambahkan kursus kecantikan saat ini sudah berkembang menjadi alat profesi, sehingga Martha Tilaar pun mengembangkan peningkatan kapasitas dan kemampuan berwirausaha di bidang kecantikan ini. Agar siswa mempunyai keterampilan yang memadai dan diakui, sekolah ini menjalin kerja sama dengan lembaga kecantikan serupa dari luar negeri dan membeli lisensinya, seperti Diploma Cideso Zurich Swiss, Diploma Ciptac London, Diploma City and Guilds di Inggris, Sertifiat of Pivot Point Amerika Serikat, terakreditasi nasional dari BAN PNF dan anggota dari ISPA.
Selain multisertifikat, para siswa juga dibekali ilmu berwirausaha dan akses terhadap lapangan kerja di bidang kecantikan. "Kesempatan berprofesi makin terbuka, di sinematografi, media make-up, seni, kosmetik dan spa sedang booming sekarang ini," ujar Bernard.
Di gedung baru yang dibangun dengan nilai investasi Rp 23 miliar itu diharapkan mampu meningkatkan siswa dan meluluskan empat-lima ribu per tahunnya. Hingga saat ini tak kurang 350 ribu siswa telah lulus dari sekolah ini dan banyak yang sukses. Chenny Han, Sugi Martono, Johny Malato adalah alumnus sekolah ini.
Selain membuka kelas profesional, sekolah kecantikan ini juga membuka kelas untuk awam. "Animonya besar, setiap Sabtu banyak kaum pekerja belajar," ujar Manajer Sekolah Pingkan E. Tilaar.
Menurut dia, semakin banyak perempuan yang ingin tampil cantik dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. "Jadi industri kecantikan ini juga akan selalu ada untuk memenuhi permintaan konsumen," ujar Pingkan.
DIAN YULIASTUTI