TEMPO Interaktif, Jakarta - Slogan peringatan rokok terhadap gangguan fungsi seksual benar-benar terbukti nyata. Menurut Johannes Soedjono, ahli Andrology dari Rumah Sakit Angkatan Laut Hang Tuah Surabaya, penelitian di Cina pada 2000-2001 menunjukkan gangguan disfungsi ereksi terjadi pada semua kategori umur.
Responden yang diambil sebanyak 7.684 orang dengan usia 35 hingga 74 tahun. "Risiko disfungsi ereksi meningkat setelah setahun atau lebih merokok," ujar Johannes dalam diskusi seksologi di Hotel Le Meredien, Jakarta, Jumat 29 Oktober 2011
Ada 22 persen perokok pasti mengalami disfungsi ereksi. Jadi, ia menguraikan, di antara 100 ribu penduduk ada 22 ribu orang yang mengalami gangguan dalam hubungan intim.
Tingkat disfungsi ereksi perokok pria dipengaruhi oleh jumlah rokok yang dihisap per harinya. "Semakin banyak, semakin parah kerusakannya," papar Johannes.
Adapun durasi merokok akan mempengaruhi berat ringannya disfungsi ereksi. Kalau perokok di atas 10 tahun maka kerusakannya lebih berat ketimbang yang baru merokok setahun.
"Yang perlu diwaspadai adalah perokok yang sudah mengisap kretek selama 6 hingga 10 tahun," ujar dia. Soalnya, perokok dalam kategori ini mempunyai kerentanan disfungsi ereksi paling berat. Mereka berada di ambang batas menuju kerusakan disfungsi ereksi parah dan moderat.
"Kansnya 2,2 kali," kata Johannes. Artinya bisa lebih parah jika jumlah batang rokoknya dihisap semakin banyak, atau membaik jika menghentikan merokok. "Semakin cepat berhenti, semakin baik," papar dia.
DIANING SARI