Toko tas Gucci (Corbis)
VIVAnews - Isu tak sedap menimpa brand eksklusif Italia, Gucci. Cabang Gucci di China dikabarkan memperlakukan karyawannya secara tidak manusiawi. Ini terungkap setelah lima karyawan Gucci cabang China mengirimkan surat terbuka pada salah satu media massa, Global Times. Seperti dilansir dari Shine, para karyawan mengungkap kalau ada 100 peraturan yang harus dipatuhi. Mereka anggap beberapa poin peraturan sangat berlebihan. Salah satu peraturan yang sangat ketat yaitu, harus mendapat izin untuk ke kamar mandi atau minum.
Para karyawan juga menyatakan mereka seringkali kerja lembur tanpa dibayar dan menderita penyakit karena pekerjaan. Mantan karyawan Gucci bahkan mengungkap kalau dua pekerja yang hamil terpaksa melakukan aborsi karena harus berdiri seharian.
Saat ini para karyawan menuntut penyelesaian uang lembur sebesar 100 ribu yuan atau Rp139 juta. Saat dikonfirmasi, Gucci mengakui kalau ada kesalahan manajemen di cabang China. Namun, pihak Gucci menolak untuk membayar uang tersebut.
"Gucci secara proaktif, dengan melibatkan konsultan eksternal melakukan kajian komprehensif. Demi mendukung tindakan yang berkelanjutan untuk memperbaiki struktur organisasi, kesejahteraan dan pelatihan karyawan, termasuk perekrutan dan praktek bisnis lainnya di China," pernyataan dari Gucci. (eh)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }