KOMPAS.com - Apakah Anda memberikan "upah" kepada anak agar mereka mau melakukan pekerjaan sehari-hari di rumah, seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, dan lainnya?
Ternyata, seperti ditulis William Sears, MD, dalam bukunya, The Successful Child (Tim Embun, Jakarta:Bening Publishing, 2005), membayar anak-anak untuk melakukan pekerjaan sehari-hari cenderung menimbulkan kesan, jika anak-anak tidak menginginkan uang, mereka tidak wajib melakukan pekerjaan sehari-hari.
Padahal, pekerjaan sehari-hari keluarga harus dilihat dengan benar, yakni sebagai kontribusi anak kepada keluarga. Membantu anggota keluarga lainnya dalam melakukan pekerjaan rumah bukanlah pilihan bagi anak.
Pasalnya, setiap kontribusi yang anak lakukan untuk membantu kelancaran keluarga berarti memberikan harga diri, keyakinan, kemandirian, kebanggaan, pencapaian, dan penguasaan keterampilan hidup yang penting kepada anak-anak.
Orangtua perlu mengajarkan tanggungjawab, kontribusi, kerjasama melalui pekerjaan rumah kepada anak, tanppa iming-iming upah.
(Tabloid Nakita)