Kenali Autisme Lewat Wajah Anak

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Kenali Autisme Lewat Wajah Anak
Oct 24th 2011, 04:46

Senin, 24 Oktober 2011, 11:46 WIB

Anda Nurlaila

VIVAnews - Karakteristik wajah seseorang dapat digunakan sebagai petunjuk sebuah penyakit. Peneliti asal Universitas Missouri menemukan, ada perbedaan wajah anak yang memiliki autisme dan anak yang berkembang normal.

Kristina Aldridge, penulis utama dan asisten profesor anatomi di Universitas Missouri, menemukan ada rahasia di balik 'wajah cantik' para anak autis.

"Anak-anak dengan gangguan lain seperti sindrom Down dan sindrom alkohol janin memiliki fitur wajah yang sangat berbeda. Wajah anak autisme memang kurang mencolok, dan sulit membedakan mereka di antara kerumunan anak-anak. Tapi Anda bisa mengenalinya lewat perhitungan matematis," ungkapnya seperti dikutip MSNBC.

Peneliti mengambil gambar tiga dimensi dari anak-anak dan menemukan anak-anak autis memiliki wajah bagian atas yang lebih luas dengan mata yang lebih lebar. Bagian tengah wajah lebih pendek, termasuk hidung, pipi dan mulut yang lebih lebar. Area philtrum -area di bawah hidung dan di atas bibir bagian atas juga lebih lebar.

Aldridge menganalisis 64 anak laki-laki dengan autisme dan 41 anak laki-laki normal yang sedang tumbuh dan berusia 8-12 tahun. Kesemua anak diambil gambarnya lewat prosedur tiga dimensi. Dia memetakan 17 titik di wajah, seperti sudut mata dan divot di bibir atas.

Semua geometri keseluruhan wajah dihitung lalu dibandingkan antara dua kelompok tersebut. Hasilnya menunjukkan ada perbedaan statistik pada anak-anak autis. Peneliti bahkan melihat perbedaan yang lebih jelas pada sekelompok kecil anak penderita autisme.

"Mereka menunjukkan perbedaan ciri-ciri klinis dan perilaku," katanya. "Hal itu memberitahu kita tentang beberapa penyebab autisme."

Aldridge mengatakan, gambar menunjukkan kaitan perkembangan selama masa embrio di pertengahan trimester pertama kehamilan ketika wajah mulai berkembang. Hal ini dapat membantu peneliti memahami lingkungan atau genetik selama perkembangan dalam rahim yang menyebabkan autisme.

"Temuan memberi penjelasan bahwa penyebab autisme kemungkinan terjadi sebelum kelahiran. Hal ini memungkinkan kita bertolak dari hipotesis secara langsung," katanya. (eh)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post