Kota Kuno Jiaohe, Xinjiang  

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Kota Kuno Jiaohe, Xinjiang  
Oct 7th 2011, 03:23

Jum'at, 07 Oktober 2011 | 08:52 WIB

foto

TEMPO Interaktif, Jiaohe-  Cuaca panas dan terik terasa ketika sampai di situs Kota Kuno Jiaohe pada pukul 11.00. Perjalanan menggunakan bus memakan waktu dua jam dari Urumqi, ibu kota Provinsi Xinjiang. Tempat ini tersembunyi di Lembah Yarnaz dan diapit dua sungai. Siap-siap payung atau penutup kepala lainnya. Kalau perlu, siapkan juga kacamata hitam. Suhunya bisa mencapai 39-40 derajat Celsius ketika memasuki lokasi situ kota kuno ini. Jembatan selebar 3 meter dan panjang 5 meter menjadi pintu masuknya. Di bawah jembatan, sungai kecil mengalir. Airnya jernih. Ketika melewati jembatan, pengunjung langsung dihadang dinding tanah setinggi 30 meter. Jalan setapak selebar 2 meter menanjak menyisir tembok ke samping kiri menuntun pengunjung memasuki kota lebih dalam. Mulailah pemandangan menakjubkan terlihat di depan mata. Sebuah area seluas 220 ribu meter persegi terlihat seperti sebuah kota zaman dulu. Bangunan dan cekungan menyerupai rumah membentang sejauh mata memandang. Ada yang setinggi 3-6 meter. Hampir semua bangunan sudah tak utuh. Bahkan ada yang tak terlihat fungsinya lagi. Ada pula tangga ke bawah menuju ruangan menyerupai ruang bawah tanah. Masih tampak sisa-sisa penataan sebuah kota yang rapi. Seorang pemandu situs ini mengatakan masih banyak misteri yang belum terpecahkan di situs kota Kuno Jiaohe ini. "Ditemukan kuburan yang berisi ratusan makam bayi," ujar gadis pemandu itu. "Sampai kini belum diketahui mengapa ada banyak kuburan bayi di sini." Kota kuno ini dibangun lebih dari 2.300 tahun yang lalu. Jiaohe adalah ibu kota Negara Cheshi. Nama Jiaohe, dalam bahasa Cina, berarti tempat bertemunya dua sungai. Dari catatan sejarah, di dalam situs kuno ini terdapat ratusan rumah bagi 700 kepala rumah tangga. Penduduknya mencapai 6.500 orang dan terdapat 865 tentara. Kota ini dibangun di atas dataran lembah dengan panjang 1.650 meter dan lebar 300 meter. Letaknya, yang diapit dua sungai, membentuk pertahanan secara alamiah. Hal ini pulalah yang menjelaskan mengapa kota ini tidak memiliki dinding pertahanan. Sebaliknya, tebing curam dengan tinggi lebih dari 30 meter pada semua sisi sungai bertindak sebagai dinding alami. Jiaohe membedakan dirinya dari kota-kota kuno lain karena tiga fitur. Pertama, gerbang kota itu hanya dua, gerbang selatan dan timur. Kedua, ada tiga sisi tebing yang menjadi dinding yang menutupi kota kuno ini. Ketiga, semua bangunan digali dari bumi, dan bangunan jarang menggunakan kayu. Pada akhir abad ke-8, kota ini diserbu tentara Mongolia yang dipimpin Jenghis Khan. Warga melarikan diri. Kota Jiaohe hancur terus-menerus sampai awal abad ke-14. Kota ini kemudian ditinggalkan begitu saja sampai lebih dari 2.000 tahun. Ajaibnya, karena iklim kering dan lokasi terpencil, kota kuno Jiaohe tetap utuh sampai kini. Situs kota kuno Jiaohe, yang menjadi bagian dari Jalur Sutra pada masa lalu, kini didaftarkan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs ini sebagian telah digali pada 1950 dan telah dilindungi oleh pemerintah Cina sejak 1961. NURHARYANTO

Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Tempo Interaktif. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post